![]() |
Mesin pemipil jagung buatan warga Kaliwungu Selatan, Kendal. |
Kaliwungu, Harianjateng.com – Kendal merupakan salah satu kabupaten yang mayoritas penduduknya petani. Hampir semua warga Kendal bekerja sebagai petani. Salah satunya Desa Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kendal. Dari data yang dihimpun Harianjateng.com, sekitar 70 persen masyarakatnya petani, mereka menggatungkan hidupnya berkerja dan mencari nafkah sebagai petani.
Dalam menjalankan aktivitasnya sebagai petani, banyak kendala yang mereka dihadapi, baik dalam proses pengolahan lahan maupun proses panen. Apalagi, saat panen mereka harus memanen hasil panennya dengan menggunakan alat tradisional, seperti memanen jagung, mereka harus memipil dengan tangan.
Dari situlah awal masyarakat Desa Protomulyo mencoba dan berinisatif untuk berinovasi. Sarwono (36) salah satu warga yang berinisiatif membuat mesin pemipil jagung mini menyampaikan berawal dari keprihatinan saya saat masyarakat mengola hasil panen masih menggunakan cara konvensional dipipil dengan cara manual.
“Dengan menggunakan ban sepeda atau diserut dengan ban mobil bekas, hingga terkadang tangan mereka melepuh karena begitu banyaknya jagung yang mereka harus pipil kurang lebih1-3 ton perorang. Tentu ini akan memakan waktu lama. Sedangkan masyarakat sebenarnya ingin proses cepat supaya hasilnya bisa segera di jual untuk kebutuhan lainya, sedangankan untuk bisa memiliki mesin pipil produksi pabrikan masyarakat harus merogo uang diatas 10 jutaan,” katanya kepada Harianjateng.com.
Sarwono juga menambahkan bahwa kalau seperti ini terus petani tidak akan pernah maju dan sejahtera karena proses penanganan hasilnya terlalu lama. “Hal inilah yang menjadi motifasi membuat alat yang lebih praktis dan ekonomis dengan cara membuat mesin pipil mini sederhana dengan biaya yang minimalis dibawa harga Rp. 5 juta, ” ujarnya.
Seperti yang dirasakan oleh Rasno ( 63) Desa Protomulyo. Ia merasakan bahwa alat tersebut sangat terbantu dengan adanya alat yang dibuat oleh Sarwono tersebut. “Karena memipil lebih cepat dan hasil bagus. Sebelumnya, kami memipil butuh waktu berminggu – minggu, tapi setelah adanya mesin pemipil jagung sederhana ini, hanya butuh waktu 2-3 jam selesai,” tuturnya saat ditemui oleh wartawan Harianjateng.com, Senin (5/9/2016).
Rasno juga berharap kepada pemerintah setempat, khusunya pemerintah yang menangani dalam bidang pertanian. Sebab, adanya sebuah perhatian kepada kaum petani untuk memberikan sosialisasi untuk mempermudah hasil pertanian, baik di waktu pengolahan maupun pemanenan. (Red-HJ99/Heri).