Semarang, Harianjateng.com – Bertempat di Graha kebangsaan Kampus Untag Semarang, pada hari Senin (26/9/2016), Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, menggelar Seminar Internasional Urban Heritage and Sustainable Infrastructure Development yang ke lima.
Seminar Internasional ini merupakan puncak dari workshop yang diadakan dari hari Selasa (20/9/2016) sampai dengan hari Jumat (24/9/2016) di Fakultas Teknik, Untag Semarang. Kegiatan workshop yang diikuti oleh beberapa mahasiswa dan dosen arsitek dari dalam maupun luar negeri itu berdiskusi tentang solusi untuk mempertahankan dan merestorasi Kota Lama yang merupakan bangunan peninggalan bersejarah di Kota Semarang.
Mereka bekerja sama untuk membuat desain alternatif untuk Kota Lama yang di fasilitatori oleh pakar internasional Ir. Steef Buijs (PUM Netherlands) dari Belanda.
Hadir dalam seminar ini Gubernur Jawa Tengah atau yang diwakili Budi Wibowo asisten Bidang Kesra, Dirjen Kebudayaan Indonesia Hilmar Farid, Rektor Untag Semarang Dr. H Suparno, Dekan Fakultas Teknik, Ir. Anwar Effendi, Mt., Dosen-dosen Fakultas Tekni Untag Semarang dan Dosen-dosen dari Universitas besar lainya yang ada di Indonesia dengan 41 makalah yang dipresentasikan secara paralel.
Dekan Fakultas Teknik Untag Semarang Ir. Anwar Effendi, MT. menjelaskan bahwa hasil Seminar Internasional yang mendatangkan pakar internasional ini akan diajukan ke PBB agar Kota Lama Semarang bisa mendapat predikat World Heritage (warisan dunia).
Kegiatan ini juga bekerja sama dengan LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi) Jawa Tengah dan badan khusus peduli pada Kota Lama yang mempunyai jaringan di Belanda. “Hal ini sangat positif karena ada suatu peningkatan. Kegiatan ini juga sebagai suatu pembelajaran bagi para mahasiswa untuk menyumbangkan ide-ide mereka serta memberanikan diri presentasi dengan bahasa Inggris karena mereka ikut terlibat langsung dalam kegiatan workshop untuk berdiskusi dan membuat gambar desain Kota Lama bersama pakar dan juga mahasiswa dari luar negeri,” ujarnya.
Ketua Panitia Eko Nursanty, ST.MT. mengatakan, Seminar Internasional ini dihadiri oleh pembicara dari Belanda Ir. Steef Buijs (PUM Netherlands) dengan tema: Creative Solutions for Semarang Old City Result of the Students’ Workshop on Redevelopment of Semarang Historical Heritage, pembicara dari Vietnam MA Nguyẽn Huy Vǎn (University of Architecture, Ho Chi Minh) dengan tema: Building the Urban Brand from Heritage Value – The Sight from Dalat City, Vietnam, pembicara dari Singapura Dr. Nikhil Joshi (National University of Singapore) dengan tema: Democratization of Heritage, serta pembicara dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Indonesia yaitu Hilmar Farid.
“Puncak dari workshop yang diselenggarakan di fakultas Teknik Untag ini adalah Seminar Internasional. Seminar ini merupakan kegiatan berkumpulnya para pakar peneliti dari berbagai negara yang mendiskusikan dan mengulas tentang heritage, mereka juga saling bekerjasama untuk mengembangkan network bagi kemajuan heritage di seluruh dunia,” imbuhnya.
Dalam wawancara Press Conference Senin pagi (26/9) di Fakultas Teknik Untag Semarang, Ir. Steef Buijs mengatakan bahwa keterlibatan para generasi muda Indonesia sangatlah bagus, ini bisa dilihat dari antusias para mahasiswa yang mau berpartisipasi langsung untuk mendesain Kota Lama Semarang.
“Saya sangat bangga dengan hasil kerja keras para peserta workshop, mereka siang dan malam membuat desain Kota Lama sehingga saya bisa mempresentasikan hasil desain gambar mereka dalam puncak acara Seminar Internasional ini,” ujarnya.
Dr. Nikhil Joshi dari National University of Singapore juga menjelaskan bahwa untuk merestorasi Kota Lama diperlukan peran dan dukungan dari pemerintah dan warga masyarakat sendiri. “Jika masyarakat hanya berdiam diri dan menunggu pemerintah terlalu lama untuk ikut membantu merestorasi suatu heritage, mereka tidak akan mendapatkan apa-apa. Tetapi masyarakat harus memulainya dari hal-hal kecil seperti ikut serta dalam yayasan atau asosiasi yang terjun secara langsung melindungi dan peduli terhadap heritage,” tambahnya.
Sedangakan menurut MA Nguyẽn Huy Vǎn (University of Architecture, Ho Chi Minh), Kota Lama Semarang diibaratkan sebagai Sleeping Princess. “Kota Lama Semarang merupakan Sleeping Princess(Puteri Tidur), jadi kita harus membangunkan Sleeping Princess yang indah dan cantik itu agar masyarakat lokal maupun turis mancanegara bisa menikmati keindahan Kota Lama Semarang,” katanya saat diwawancarai dalam Press Conference di Fakultas Teknik Untag Semarang. (Red-HJ99/Heri Susanto).