Semarang, Harianjateng.com – Kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah meminta agar Program Desa Tanggap Bencana dioptimalkan guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi berbagai kemungkinan terjadi bencana alam.
“Hampir di semua wilayah Jateng memiliki potensi bencana yang tinggi, sehingga butuh sinergi semua pihak agar dampaknya dapat diantisipasi dan salah satunya dengan mengoptimalkan desa tanggap bencana di 35 kabupaten/kota di Jateng,” kata anggota Komisi E DPRD Jateng Rusman Abdullah di Semarang, Minggu (2/10/2016).
Menurut dia, masyarakat juga perlu mendapat pelatihan bagaimana mengetahui tanda-tanda dari alam ketika akan terjadi suatu bencana.
“Sudah saatnya masyarakat juga mengetahui bagaimana mengantisipasi jika terjadi bencana, bahkan dengan alat sistem peringatan dini (early warning system) yang dipasang pemerintah masyarakat akan semakin paham titik rawan bencana di daerahnya,” ujarnya.
Peran aktif masyarakat untuk mencegah banjir, kata dia, bisa dilakukan dengan membuat sumur resapan air di sekitar rumah masing-masing.
“Cara ini selain bisa mengurangi volume air yang mengalir ke sungai atau daratan rendah, juga dapat menjaga kestabilan air bawah tanah,” kata politikus Partai Keadilan Sejahtera itu.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menerapkan Program Desa Tangguh Bencana secara bertahap ke ribuan desa yang masuk kategori rawan bencana guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
“Saat ini di Jateng ada 36 Desa Tangguh Bencana dan nantinya akan direplikasikan ke 2.024 desa yang rawan bencana dan dilakukan akselarasi,” ujar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang Minggu.
Terkait dengan rencana penerapan Program DTB yang dilatarbelakangi kenyataan bahwa wilayah Provinsi Jateng terjadi berbagai jenis bencana alam itu, Pemprov Jateng berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (Red-HJ99/ant).