Bagi model kenamaan Ratry Princessa, No Bra Day atau perayaan Hari Tanpa Bra yang jatuh pada 13 Oktober 2016, menjadi momentum untuk memerangi penyakit kanker payudara yang selama ini menjadi hantu bagi kaum hawa di Indonesia bahkan di dunia.
Ia mengatakan, bahwa No Bra Day harus diambil spiritnya agar perempuan paham makna dan tujuan perayaan even dunia tersebut.
“Makna Hari Tanpa Bra kaitannya sama kesehatan wanita itu sendiri sebagai bentuk kepedulian terhadap masalah breast cancer (kanker payudara). No Bra Day juga menciptakan trend dan gaya hidup yang kekinian, selain itu hari tanpa bra bikin kaum adam penasaran,” papar Ratry Princessa kepada Harianjateng.com, Jumat (14/10/2016).
No Bra Day, merupakan even dunia yang digelar tiap tanggal 13 Oktober. Dalam perayaan tersebut, ada aksi melepas bra, kutang atau BH bagi perempuan sebagai pentuk aksi nyata memerangi kanker payudara. Sebab, penyakit berbahaya tersebut saat ini menjadi hantu bagi perempuan dan masih sedikit yang memahami dan mengatasinya.
Akan tetapi, masih banyak yang menilai bahwa aksi lepas bra atau BH adalah kegiatan negatif. Padahal, hal itu menjadi sarana efektif untuk mengurangi risiko munculnya kanker payudara bagi kaum hawa.
“Kalau soal itu, bergantung tiap individu saja mau ikut yang mana, lepas bra beneran atau tetep pakai saja. Kalau saya pribadi, tiap tidur nggak usah pakai bra,” jelas model asal Purwokerto, Banyumas tersebut.
Dijelaskan Ratry, bahwa No Bra Day di Indonesia tidak semuanya sepakat, bahkan ada yang tegas menolaknya. Akan tetapi, hal itu kembali pada pemaknaan dan pribadi tiap individu. “Budaya No Bra Day di Indonesia kembali ke pribadi masing-masing orang, karena tiap orang tidak semua setuju,” beber perempuan cantik yang juga akrab disapa Ratry Putri tersebut.
Ia berharap, adanya No Bra Day menjadi pengingat bagi kaum hawa, agar lebih mencintai payudara. Sebab, payudara merupakan anugerah yang diberikan Tuhan kepada kaum hawa. (Red-HJ99/Foto; Ratry).