Yogyakarta, Harianjateng.com – Florida State University (FSU) Amerika Serikat bekerja sama dengan Universitas Negeri Semarang (UNNES) difasilitasi oleh USAID PRIORITAS melatih 45 dosen dari 16 LPTK mitra modul hasil riset internasional membaca dan menulis kelas awal. Modul tersebut merupakan hasil kolaborasi tim FSU dan Unnes selama hampir dua tahun. “Modul ini akan meningkatkan mutu perkuliahan di PGSD untuk membaca dan menulis kelas awal. Di susun dengan pola terpadu dan beruntut antara unit satu dengan yang lain. Modul perkuliahan ini sangat lengkap dan akan meningkatkan keterampilan membaca dan menulis siswa kelas awal,” kata Direktur Program USAID PRIORITAS Stuart Weston saat menghadiri acara di Hotel Alana Yogyakarta (23/10/2016)
.
Selama lima hari (21-25/10), peserta diajak untuk memahami dan menerapkan 12 unit dalam modul. Jumlah tersebut disesuaikan dengan jumlah pertemuan dalam perkuliahan reguler termasuk didalamnya adalah 2 kali pertemuan micro-teaching dan ujian tengah semester serta ujian akhir semester.
Modul kelas awal yang dikembangkan dibuat dari kajian kebutuhan untuk mata kuliah membaca dan menulis kelas awal. Kemudian dikaji berdasarkan riset internasional dan disusun dalam bentuk unit-unit. Materi kemudian diujicobakan di UNNES pada semester ini.
Peserta yang berasal dari UNIMED, UIN Sumatera Utara, UNM Makasar, UIN Alaudin Makassar, STKIP Muhammadiyah Manokwari, UNNES, UIN Walisongo Semarang, UNY, UIN Sunan Ampel, UNESA, UM Malang, UPI Bandung, UIN Sunan Gunungdjati Bandung, UNTIRTA, IAIN SMH Banten, UIN Ar Raniry, dan UNSYIAH merupakan dosen yang mengampu mata kuliah kelas awal atau bahasa Indonesia kelas rendah. Mereka berasal dari 16 mitra LPTK USAID PRIORITAS termasuk dari Papua Barat yang diwakili oleh STKIP Muhammadiyah Manokwari.
“Hasil riset internasional dalam setiap unit dikembangkan dalam bentuk aktivitas. Mulai dari diskusi kelompok, perorangan, mengajar dengan berbagai media, aktivitas diskusi video dan aktivitas-aktivitas yang mengolah kognitif, afektif dan psikomotorik peserta. Semua dikembangkan untuk memudahkan siswa dalam menguasai keterampilan membaca dan menulis,” ungkap Wakil Direktur USAID PRIORITAS Feiny Sentosa.
Wakil dari Tim FSU Norma Evans menjelaskan bahwa kualitas setiap modul merupakan standar internasional perkuliahan di kelas awal. Hasil penelitian yang dipakai dalam modul juga merupakan hasil penelitian terbaru, sehingga sangat sesuai dengan perkembangan pembelajaran di dunia internasional. “Materi perkuliahan dalam modul ini sangat berkualitas. Begitu Anda menguasai materi-materi dalam modul ini, maka anda sebetulnya sudah bisa mengajar perkuliahan membaca kelas awal di LPTK manapun di dunia,” kata Norma kepada 45 dosen LPTK dari 8 provinsi tersebut.
Materi pelatihan diwujudkan dalam sebuah konsep pelatihan yang interaktif. Panitia menyajikan 3-4 buah lapak pembelajaran di dalam ruangan. Lapak-lapak pembelajaran dalam setiap sesi diisi dengan aktivitas sesuai materi. Aktivitas dalam lapak berupa kerja kelompok, kerja berpasangan, demonstrasi atau diskusi tayangan video bergantung unit dan fasilitor pemandu lapak. Setelah empat hari kegiatan dilakukan, pada hari kelima peserta melakukan praktik mengajar di PGSD Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Kampus Wates dan Bantul.
Dosen UNNES Dr Mimi Mulyani MHum menjelaskan bahwa konsep membaca dan menulis kelas awal didesain sangat kontekstual. Dirinya tertarik dengan konsep kesadaran fonologi. Selama ini banyak orang mengetahui huruf namun bukan bunyi seperti nama huruf A, B, C, atau D. Padahal di kurikulum disebutkan kompetensi membunyikan lafal dalam bahasa Indonesia. Misalnya huruf B bunyinya /b/ dan nama hurufnya B. Bunyi huruf K juga bukan /ka/ tapi bunyinya /k/.
Mahasiwa PGSD UNY Arman Maulana mengakui mendapat pengalaman yang baru dan menarik dari praktik mengajar yang dilakukan oleh peserta dosen. Mulai dari aktivitas menulis, bekerja dengan kelompok dan invidu secara variatif, ataupun menganalisis hasil tulisan siswa kelas awal serta membuat simpulan. Semua disajikan dengan cara yang baru dan menyenangkan.
“Di awal praktik mengajar, kami diminta menulis kalimat dengan tangan kanan dan kiri, kemudian mengevaluasi aktivitas tersebut, kemudian aktivitas mengevaluasi tulisan siswa kelas awal dan berbagai aktivitas menarik lain. Terakhir kami diminta membuat sebuah buku kecil (mini book) sesuai pengalaman kami. Dari semua kegiatan, saya merasa lebih mudah memahami dan mengajarkan menulis di kelas awal dengan perbedaan individu siswa,” kata Arman usai kelasnya dipakai oleh peserta dalam praktik mengajar.
Unit-unit yang dilatihkan dalam 6 pertemuan pertama yaitu pengantar perkembangan literasi di kelas awal sekolah dasar, bahasa lisan, kesadaran bunyi/kesadaran fonologi, konsep cetak dan kesadaran alfabet, dan metode membaca dengan SAS (Struktural, Analisis, Sintesis).
Dalam 6 pertemuan kedua mereka berlatih tentang kelancaran membaca, kosakata, membaca pemahaman, membaca mandiri, menulis, dan literasi dengan pendekatan tematik. (Red-HJ99/Hms).