Semarang, Harianjateng.com – Sekitar 82 seniman dari berbagai daerah di Jawa Tengah mengambil bagian dalam pergelaran pameran seni rupa “Biennale Jateng #1” yang berlangsung di kawasan Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah.
Pembukaan pameran seni rupa dua tahunan itu dilakukan langsung Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Galeri Semarang, Selasa malam (1/11/0216), yang menjadi salah satu gedung tempat penyelenggaraan pameran tersebut.
Bahkan, lukisan karya Ganjar juga dipajang di pintu masuk Galeri Semarang, sekaligus menjadi ikon penyelenggaraan “Biennale Jateng #1” yang berlangsung selama setengah bulan, mulai 1-15 November 2016.
Beragam karya seni rupa dipajang di empat bangunan kuno yang ada di kawasan Kota Lama, Semarang, yakni Galeri Semarang, Gedung Oudetrap, Gedung Monod Huis, dan Gedung Perdagangan Indonesia.
Seperti lukisan berjudul “Pemuda 2016 dan Burung-Burung” karya Budi Kustarto yang menggambarkan serombongan pemuda tengah bertempur dalam bayang seorang perempuan, dan di atasnya terlihat burung-burung.
Tak hanya seni lukis, ada seni lukis yang memadukan media arang, kanvas, dan kaca berwarna seperti karya Pramuhendra berjudul “Nun” yang menampilkan karya seninya itu dalam empat bingkai sekaligus.
Ada pula karya seni rupa yang menggunakan bahan aluminium cor karya Entang W, serta banyak karya seni rupa lainnya yang terpajang secara terpisah di empat gedung yang digunakan untuk pameran itu.
Ketua Panitia “Biennale Jateng #1” Gunawan Permadi menyebutkan setidaknya ada 82 seniman, ditambah berbagai komunitas yang diundang meramaikan pergelaran seni rupa yang memadukan berbagai karya itu.
“Para seniman jangan iri, jangan cemburu, marah. Ada seorang pelukis yang luar biasa yang bebas dari berbagai ‘genre’. Dia adalah Gubernur Ganjar,” katanya, seraya menunjuk lukisan karya Ganjar.
Gunawan berharap penyelenggaraan “Biennale Jateng #1” sukses untuk memantik para seniman di Jateng sehingga pada dua tahun ke depan diharapkan penyelenggaraan even serupa bisa lebih baik lagi.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyebutkan kawasan Kota Lama merupakan destinasi wisata yang “ciamik” sehingga sangat pas jika dipilih untuk penyelenggaraan “Biennale Jateng #1”.
Pembangunan fisik, kata dia, sekarang ini juga tengah digiatkan di Semarang, salah satunya untuk penanggulangan banjir dan rob, dengan bantuan dari berbagai pihak, khususnya pemerintah pusat.
“Namun, membangun fisik saja tidak ‘asyik’. Harus ditiupkan roh. Roh itu yang membikin batin menjadi ‘adem’, yakni dengan seni. Salah satunya dengan ‘Biennale Jateng #1’ di Kota Lama ini,” pungkas dia. (Red-HJ99/ant).