Festival Barong Nusantara 2016 Naikkan Gengsi Barongan Blora

0
Ilustrasi: Penampilan Barong Blora

Blora, Harianjateng.com – Tidak lama lagi, Festival Barong Nusantara (FBN) ke III tahun 2016 akan digelar secara spektakuler. Direncanakan, bahwa FBN tersebut akan digelar pada 22-26 November 2016 di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

 

Seperti diketahui, bahwa sebelumnya, FBN juga telah digelar dua kali di Blora yang diikuti barong dari berbagai penjuru Nusantara.

 

Menurut Hamidulloh Ibda, peneliti barong, bahwa Festival Barong Nusantara tersebut mampu menaikkan gengsi barong Blora di kancah nasional bahkan internasional.

 

“Selama ini reog Ponorogo lebih ‘nglambe’ di kalangan seniman maupun budayawan. Padahal barong Blora juga memiliki keunikan dan kearifan tersendiri,” beber lulusan Pascasarjana Unnes tersebut, Selasa (8/11/2016).

 

Oleh karena itu, FBN sebagai satu-satunya even nasional yang digelar di Blora, diharapkan bisa menaikkan gengsi dan spirit para seniman muda di Blora agar lebih mencintai budaya lokal peninggalan leluhur tersebut.

 

Dijelaskan dia, bahwa Blora benar-benar Kota Barong atau Kota Barongan melalui even tersebut. Ungkapan Blora Kota Barongan, menurut dia, tidak sekadar adagium saja, melainkan ada bukti nyata secara kontinu yang digelar di Blora.

 

Perhatian pemerintah makin terlihat nyata, lanjut dia, aktivis dan pegiat seni budaya barong juga makin taji. “Maka di sinilah sebenarnya ada potensi menduniakan barong sebagai landmark Blora dan Blora Kota Barongan tidak sekadar ungkapan,” ungkap Direktur Utama Forum Muda Cendekia (Formaci) Jateng tersebut.

 

Blora, tidak hanya memiliki julukan Kota Sate, Bumi Samin, namun Blora Kota Barongan memang sudah dikenal oleh sebagian warga di sekitar eks karesidenan Pati meliputi Kabupaten Pati, Rembang, Blora sendiri, Grobogan, Kudus, dan juga Jepara.

 

Kalau Pati, menurut dia, dikenal ketopraknya, kalau Blora jelas barongannya. Maka, lanjut dia, dengan adanya Festival Barong Nusantara tersebut, ada beberapa hal yang ia harapkan.

 

Pertama, Festival Barong Nusantara di Blora harus masuk rekor MURI. Sebab, selama ini festival itu sangat unik dan sudah layak diakui MURI.

 

Kedua, harus ada geliat dan spirit membangun jiwa barong sebagai khazanah budaya khas Blora yang harus diakui oleh Unesco. “Kalau reog ponorogo jelas sudah diakui, naha even Festival Barong Nusantara ini menjadi momentum menaikkan gengsi barong di kancah internasional, terutama dalam aspek budaya dan seni lokal,” tegas penasihat Sanggar Barong Sardulo Krida Mustika tersebut.

 

Sementara yang ketiga, untuk jangka panjang, ia berharap harus ada pendidikan barong yang dimasukkan kurikulum pada muatan lokal. “Jadi kalau di Brebes, misalnya, cocok memasukkan teluar asin sebagai muatan lokal, nah kalau di Blora ya jelas barong ini. Selain jadi ekstra dan para pelajar dibuatkan sangar, agar bisa lestari sangat kompatibel jika dirumuskan mulok barong khas Blora,” beber dia.

 

Seperti diketahui, pada Festival Barong Nusantara ketiga tahun 2016 ini, akan digelar oleh pemerintah setempat dengan berbagai kegiatan mulai 22 November 2016 sampai dengan 26 November 2016.

 

“Saya berharap, ini bisa menjadi bahan untuk ditindaklanjuti. Soalnya kalau mau nunggu Festival Barong Nusantara tahun 2017 bahkan sampai 2018 maupun 2019, kalau tidak segera ada gerakan cepat ya kuatirnya nanti barong Blora diklaim daerah lain,” pungkas dia.

 

Semoga FBN tahun 2016 ini, lanjut dia, menjadi awal kebangkitan seni dan budaya di Blora bahwa Blora memang benar-benar Kota Barongan. (Red-HJ99/Foto: Ibk).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here