Ekonomi Kreatif dari Budidaya Jamur Tiram Alternatif

1
Bisnis jamur yang dikembangakn Zaenuri.

Pemalang, Harianjateng.com – Banyak cara yang bisa dilakukan untuk membangkitkan ekonomi kreatif. Sebab, ekonomi kreatif tumbuh dan bangkit dari daya pikir dan olah hati yang bisa menangkap peluang. Tidak hanya dari pernak-pernak asesories serta bahan bangunan, namun ternyata jamur tiram juga menjadi potensi lokal yang bisa menduniakan suatu daerah dengan basis ekonomi kreatif yang mandiri.

 

Hal itulah yang sudah dilakukan Zaenuri, pria warga Dusun Mijen, Desa Walangsanga Rt 37 Rw 9, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Ia menyulap jamur menjadi pundi-pundi rupiah yang menguntungkan baginya dan orang di sekitarnya.

 

Sekitar 4,5 tahun ia bekerja dan habis masa kontraknya selesai, Zaenuri tidak lantas berleha-leha menikmati hasil jeri payahnya. Akan tetapi, dia langsung menyingsingkan lengan baju menjadi petani budidaya jamur tiram.

 

Saat ditemui Harianjateng.com di kediamannya baru-baru ini, suami dari Nur Azizah, seorang aktivis partai dan juga guru wiyata bakti mengatakan budidaya jamur yang digeluti sejak satu tahun lalu berawal ketika mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Pemda Pemalang di Jambe Kembar.

 

“Bahan baku yang utama untuk budidaya jamur adalah serbuk kayu, bekatul dan kapur,” jelas Zaenuri dengan nada semangat.

 

Lebih lanjut dikatakan olehnya, ada dua jenis jamur yang dikembangkan, yaitu jamur tiram dan jamur kubik. Namun, jamur yang menjadi idola masyarakat adalah jamur tiram.

 

Saat ditanya berapa hasil panen jamur yang selama ini digelutinya, ia pun menandaskan bahwa produksi jamur tiram bisa mencapai 5000 baglog yang berkapasitas 20kg dan dapat dihasilkan selama 4 bulan.

 

Pria ulet dan tekun ini juga menuturkan proses awal budidaya agar jamur bisa tumbuh yaitu selama  2 bulan, satu kilo jamur dapat dijual seharga Rp 10.000.

 

Jamur tersebut dapat dibuat beberapa makanan ringan seperti jamur krispy dan jamur saur tiram. Mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Saudi Arabia yang memiliki 4 orang anak ini berharap agar usaha jamur dapat berkembang khsusnya di wilayah bersuhu dingin. Akan tetapi, belum belum berencana untuk meminta pemerintah ikut andil dalam budidaya jamur.

 

Dari yang ia lakukan, Zaenuri menjadi salah satu sosok inspirasi yang mampu mengembangkan potensi yang ada tanpa harus melamar pekerjaan di perusahaan. Ia menjadi salah satu rujukan berwiruasaha agar bisa mengurangi pengangguran di Pemalang, dan umumnya di Jawa Tengah. Potret bisnis Zaenuri menjadi salah satu kaca bagi para pemuda untuk berwirausaha sejak dini. (Red-HJ99/Kartika).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here