Semarang, Harianjateng.com – Dalam rangka mendukung pengembangan pariwisata di Jawa Tengah, PT Angkasa Pura 1 Cabang Bandara Ahmad Yani Semarang, pada tahun 2018 mendatang akan menargetkan bandara di atas air atau berkonsep apung atau lazim disebut bandara apung. Hal itu menyusul tingginya kunjungan wisatawan dalam negeri ke Jateng. Sedang kondisi bandara saat ini sudah mengalami kelebihan muatan (look of capacity).
“Kunjungan wisatawan Nusantara ke Jateng pada tahun ini sebanyak 34,1 juta orang per tahun dan wisatawan asing mencapai 430 ribu,” terang Direktur Komersial dan Pengembangan (DKP) Angkasa Pura I Moch Asrori dalam Collaborative Destination Development (CDD) bertajuk “Religious, Nature, and Herritage Tourism Destination at Central Java” di lantai 7 Crowne Plaza Hotel Semarang, Rabu pagi (7/12/2016).
Oleh sebab itu, pihaknya saat ini sedang melakukan pengembangan dan perluasan lahan termasuk menyiapkan terealisasinya konsep bandara apung pada 2018 nanti.
“Ahmad Yani sekarang hanya mampu menampung kapasitas maksimal 6 juta. Kita juga sedang menjajaki kemungkinan paket wisata menggunakan jet pribadi. Kalau perlu private jet kita komunikasi dengan Angkatan Darat,” papar dia.
Sementara itu, Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan dalam upaya mendukung kemajuan pariwisata di Jateng khususnya untuk destinasi wisata Semarang pihaknya sedang melakukan beberapa kajian.
“Kan ada beberapa destinasi wisata tempatnya Semarang, tapi hak miliknya provinsi atau pihak lain misalnya MAJT, Sam Poo Kong, dan Lawang Sewu. Jadi kalau untuk beberapa tujuan wisata tertentu kami akan bantu dalam pengelolaan lahan parkir dan PKL,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya guna memajukan industri pariwisata terlebih lokasinya di Semarang dibutuhkan keterlibatan semua pihak. Tak lupa juga melibatkan beberapa komunitas setempat, sejauh ini Pemkot sedang menuju kesana.
“Ada banyak event misalnya Semarang Night Karnaval, lalu Festival Lampion, Festival Kota Lama. Nah, pas pada momen itu, bagaimana wisatawan bisa membludak ini kan harus disinergikan baik dengan pihak maskapai, bandara, dan lainnya,” tandasnya. (Red-HJ99/Hrs).