Semarang, Harianjateng.com – Pelaksanaan Pilkada serentak 2017 tinggal menunggu waktu. Tak urung, dalam praktiknya Pilkada selalu terjadi pelanggaran entah berupa kampanye diluar jadwal atau kampanye di area yang dilarang.
Namun, daripada itu yang seringkali mendominasi adalah adanya praktik politik uang atau pesangon. Terkait hal itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jateng mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk membangun integritas di Pilkada mendatang. Dengn menentukan pilihan terhadap calon sesuai hati nurani bukan karena politik uang.
Dan apabila masyarakat menemukan adanya pelanggaran yang terjadi, saat ini Bawaslu memberikan fasilitas untuk memudahkan pelaporan melalui aplikasi yang diberi nama Gowaslu.
“Masyarakat sekarang bisa lebih mudah melaporkan pelanggaran. Tidak usah menunggu lama, saat ini sudah ada aplikasi Gowaslu,” terang Komisioner Bawaslu Jateng Dr Teguh Purnomo dalam Media Gathering di Hotel Holiday Inn Expres Semarang Jumat (16/12/2016).
Dengan adanya aplikasi tersebut pihaknya meyakini pelanggaran pada Pilkada mendatang akan lebih berkurang. “Kalau makin mudah pelaporannya, saya kira Paslon juga lebih berhati-hati. Karena laporan yang masuk akan lebih cepat diproses,” katanya.
Sementara itu, Muchamad Yuliyanto pengamat politik Fisip Undip menilai praktik politik uang adalah penghambat terbesar untuk menciptakan atau menuju Pilkada yang lebih berintegritas.
Menurutnya, itu semua dikarenakan pola pikir masyarakat banyak dipengaruhi dari pengalaman Pilkades.
“Sejauh ini pertimbangan pemilih berdasar survei kami per Juni 2016 masih pada perdebatan visi misi dan adanya janji perubahan. Tapi nanti mendekati pelaksanaan, menunggu jika ada pesangon utamanya jelang ke TPS akan jadi lain. Dan itu jelas menghambat terciptanya Pilkada berintegritas,” jelasnya.
Karena itu dirinya meminta Bawaslu beserta pengawas pemilu dan masyarakat peduli pilkada bersih untuk sejak awal dapat mencegah terjadinya politik uang terutama bagi calon, di mana proses pencalonan melalui Parpol.
“Hari tenang biasanya rawan dan kalau bisa panwas ini ada operasi tangkap tangan. Termasuk adanya gelagat penyelenggara di tingkat TPS,” ungkapnya.
Kalau tahapan-tahapan yang baik, pengawasan diperkuat bersama masyarakat Yuliyanto meyakini nuansa pilkada dengan mengedepankan pertarungan gagasan dapat terwujud.
“Terus memperkuat wacana publik tentang bahaya politik uang dan efek buruknya bagi kepemimpinan kedepan adalah jalan yang harus ditempuh. Kalau tidak harapan tercipta pilkada bersih akuntabel dan kredibel hanya sebatas angan,” tandasnya.
Hadir sejumlah tamu undangan selain jajaran Bawaslu Jateng dan pemateri serta media di Jawa Tengah. Sampai berita ini ditulis, kegiatan masing berlangsung yang mendiskusikan berbagai hal problematika Pilkada 2017. (Red-HJ99/Hrs).