Jepara, Harianjateng.com – Janda sebenarnya hanyalah status semata, sama halnya dengan status ‘menikah’, ‘tidak menikah’, ‘duda’, ‘perjaka’, ‘perawan’ dan predikat lainnya. Dalam Islam para janda dihormati dan termasuk yang layak mendapat bantuan. Tanggung jawab nafkah dikembalikan kepada orang tua mereka setelah suaminya menceraikannya atau meninggal dunia.
Sebagai penutup program sosial Janda Tangguh akhir tahun 2016, BMH (Baitul Maal Hidayatullah) berikan santunan kepada 150 Janda Tangguh binaan di wilayah Kabupaten Jepara -Jawa Tengah pada Sabtu, (17/12/2016).
Bertempat di Masjid Al-Mutaqin Desa Sowan Kidul Kec. Kedung Kab. Jepara acara tersebut dimulai dengan pembinaan rutin kepada para janda tersebut. Pembinaan tersebut meliputi bagaimana mempersiapkan hari akhir dan lebih pada aspek penanaman iman karena mayoritas janda tersebut berusia diatas 55 tahun.
Dilanjutkan dengan pembagian bantuan berupa logistik kebutuhan pokok (gula, minyak, beras, telur, mie) juga berupa alat ibadah (mukena) dan uang tunai.
Suryati (61 th) merasa senang dengan adanya pembinaan ini, “Seneng Mas wonten pengaosan seperti ini supados saget sangu sowan pangera (senang mas adanya pengajian seperti ini supaya bisa untuk bekal di akhirat nanti), ujarnya.
Sementara itu Imam Muslim GM BMH Jawa Tengah yang hadir dalam pembinaan tersebut menyampaikan pesan kepada ibu-ibu janda untuk terus meningkatkan keimanan kepada Allah Swt. “Ayo ibu-ibu lebih semangat lagi ya ibadahnya, jangan tambah males”, tuturnya.
Selain itu Muslim menyampaikan program ini sudah berjalan keempat kalinya dan dilaksanakan rutin di akhir tahun, “alhamdulillah program ini sudah berjalan 4 tahun dan semoga istiqomah”, imbuhnya.
Janda seperti ini merupakan tanggung jawab kita bersama untuk senantiasa membina, mengarahkan, mengajak dan lebih-lebih mensejahterakan. Olehnya BMH (Baitul Maal Hidayatullah) mengajak kepada masyarakat untuk peduli kepada janda yang ditinggal meninggal suami dan sudah usia lanjut melalui program Janda Tangguh. (Red-HJ99/Ikhwan).
