Kendal, HarianJateng.com- Sekelompok orang yang mengatasnamakan Masyarakat Peduli Kendal mendatangi RSUD SOEWONDO Kendal pada Rabu (28/12/2016) guna meminta klarifikasi Pihak Rumah Sakit terkait pemberitaan di media sosial tentang adanya pasien yang meninggal dunia lantaran disuruh pulang oleh oknum dokter yang merawatnya, padahal kondisinya belum sembuh.
Berita yang diunggah oleh salah seorang anggota Group facebook KABUPATEN KENDAL DISKUSI POLITIK (KKDP) dengan nama akun Budi Ristanto pada tanggal 25 Desember 2016 memposting rasa kekecewaannya terkait saudaranya yang bernama Toha (alm) alamat Desa Sendang Dawung Kecamatan Kangkung, yang masih sakit dan semakin parah lantaran disuruh pulang oleh pihak Rumah Sakit Dr Soewondo Kendal dengan alasan jatah perawatan untuk rawat inap warga pemegang kartu KIS (Kartu Indonesia Sehat) telah habis, dan sudah 7 hari perawatan.
Selang dua hari tepatnya hari Selasa tanggal 27 Desember Akun facebook Budi Ristanto kembali menggugah postingan di group yang sama bahwa pasien yang dipulangkan oleh Rumah Sakit dr. Soewondo Kendal telah meninggal dunia.
Atas kejadian itu banyak netizen yang merasa marah dan kecewa dengan sikap pelayanan rumah sakit khususnya masyakat miskin. Bahkan menjadi tranding topic di Group tersebut dengan berbagai ekspresi kemarahan.
Berawal dari situ ada beberapa netizen menyatakan keprihatinan atas buruknya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan mereka sepakat untuk meminta klarifikasi kejadian tersebut.
Ahmad Yusup, seorang netizen menyatakan bahwa berita di media sosial itu benar sesuai penuturan keluarga pasien. “Saya sudah klarifikasi ke sana, juga keluarga pasien siap di konfrontir bila memang dibutuhkan, agar tidak terjadi kepada masyarakat lain di Kendal ini, maka kami datang ke sini untuk klarifikasi, sehingga berita yang berkembang tidak semakin liar dan semakin memperburuk keadaan,” ujarnya.
Berbekal keterangan Keluarga pasien dan bukti-bukti berkas dari rumah sakit yang dimiliki keluarga pasien, Ahmad Yusup bersama Ahmad Misrin dan beberapa masyarakat lain mendatangi Rumah Sakit untuk meminta klarifikasi. Mereka ditemui di ruang wakil direktur oleh dr. Rahmat selaku wakil direktur bidang pelayanan dan  dr. Mashuri selaku wakil direktur administrasi dan umum.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu dr. Mashuri menyampaikan turut berbelasungkawa atas nama pribadi dan mewakili pihak Rumah Sakit. “Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya, semoga almarhum khusnul khotimah diberikan kekuatan dan ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkan serta kami ucapkan banyak terimakasih kepada kawan-kawan dari masyarakat yang respek dan peduli atas kejadian ini. Terkait kasus yang menimpa Pak Toha (alm) Mashuri, mungkin ada mis komunikasi antara pasien dan pihak rumah sakit, karena kami tidak pernah membedakan pelayanan kepada masyarakat, baik itu menggunakan KIS, BPJS, UMUM bahkan SKTM sekalipun,” jelasnya.
dr.Rahmat juga menambahkan, bahwa penyakit liver memang penyakit yang sulit dan kemampuan medis belum bisa maksimal dalam penangananya. “Kami akan terus memaksimalkan penanganan dan pelayanan sesuai SOP yang ada, terkait kasus yang menimpa pak Toha (alm). Kami akan segera melakukan audit medis dan bedah kasus supaya semuanya jelas. Kami persilahkan kawan-kawan hadir dalam proses itu yang akan kami laksanakan besok jam 07.30 WIB,” imbuhnya.
Ahmad Misrin yang juga aktivis Kesehatan di Kendal dari Jaringan Kerja Hak Asasi Manusia (Jakerham) menyampaikan, “setiap masyarakat yang datang berobat haruslah mendapatkan pelayanan yang maksimal baik itu menggunakan KIS, BPJS maupun umum. Jangan sampai kasus yang menimpa pak Toha akan terjadi lagi kepada masyarakat-masyarakat miskin lainya di Kendal ini. Rumah Sakit harus berbenah untuk Kendal yang lebih baik, dalam hal pelayanan kesehatan.”
Terkait kejadian yang menimpa Pak Toha (alm) baik Ahmad Misrin , Ahmad Yusuf, M. Fais Wahyudi dan lainnya sepakat akan menunggu audit medis yang akan digelar besok oleh pihak rumah sakit. “Kita tetap komitmen bahwa langkah ini adalah murni sebuah kepedulian dan empati kepada masyarakat dan kepada rumah sakit itu sendiri supaya rumah sakit terus memperbaiki pelayanan kepada masyarakat, bukan malah semakin buruk. Namun bila ada indikasi terjadinya malpraktek kami akan membawa kasus ini ke ranah hukum,” tutup Ahmad Yusup. (Red-HJ99/Heri).