Harianjateng.com- Memperingati Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 8 Maret, mengingatkan kita pada rentannya kaum wanita mengidap kanker. Kanker yang dapat menyerang sistem reproduksi wanita diantaranya adalah serviks, ovarium, rahim, vagina dan vulva. Penyakit kanker serviks adalah kanker terbanyak yang menyerang orang Indonesia pada tahun 2013, yaitu sebesar 0,8% dari semua jenis kanker.
Kanker serviks adalah sebuah penyakit di mana terjadi perubahan pada sel-sel di dalam tubuh yang tumbuh melebihi sel-sel normal berada di rahim/serviks. Kanker serviks adalah kanker saluran reproduksi yang paling mudah dicegah, yakni dengan tes skrining dan kontrol yang berkesinambungan. Tak hanya itu, kanker serviks memiliki kemungkinan sembuh yang besar apabila ditemukan dan diterapi lebih awal.
Semua wanita berisiko terkena kanker serviks, umumnya risiko meningkat pada wanita yang berusia di atas 30 tahun. Hampir semua kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV (human papilloma virus), menurut penelitian ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan terjadinya infeksi seperti jika berhubungan seks pertama kali saat usia muda, memiliki lebih dari satu partner seks, merokok, mengidap HIV/AIDS, menggunakan KB pil selama 5-6 tahun, dan melahirkan tiga anak atau lebih.
Pada stadium awal, kanker serviks tidak menunjukkan tanda-tanda maupun gejala pada penderita, ionilah yang menyebabkan kanker serviks dan kanker lain sulit dideteksi, disinilah letak pentingnya tes skrining dan upaya pencegahan. Pada stadium lebih lanjut barulah gejala khas mulai mucul seperti, keluar darah atau cairan dari jalan lahir yang tidak normal, atau nyeri saat berhubungan seks maupun adanya perdarahan setelah bersenggama. Jika anda mengalami hal yang telah disebutkan di atas, segeralah berkonsultasi dengan dokter pribadi anda.
Pengobatan kanker serviks hampir sama seperti kanker lainnya, tindakannya meliputi pengangkatan rahim, kemoterapi dan sebagainya. Tentunya pada kanker serviks stadium lanjut, pengobatan tidak akan mudah dan hasilnya tidak akan sebaik jika ditemukan pada stadium dini. Makanya pola kesehatan sekarang sudah bergeser dari penyembuhan menjadi pencegahan. Seperti kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati.
Cara pencegahan kanker serviks yang dapat dilakukan salah satunya dengan melakukan tes skrining rutin pada mereka yang berusia di atas 30 tahun. Test rutin itu salah satunya adalah papsmear, papsemear dilakukan dengan tujuan menemukan apakah ada perubahan pada sel-sel leher rahim. Papsmear direkomendasikan pada wanita yang sudah melakukan hubungan seksual, dengan rentang usia 21-65 tahun. Papsmear hanya dapat mendeteksi ada atau tidaknya kanker serviks, tidak dapat mendeteksi kanker saluran reproduksi yang lain.
Bagi anak perempuan berusia antara 12-13 tahun dan belum pernah berhubungan seksual dianjurkan untuk melakukan vaksin pencegahan kanker serviks. Bagi mereka yang sudah melakukan hubungan seksual tetap dapat melakukan vaksinasi dengan melakukan pap smear sebelumnya dan pastikan hasilnya tidak menjadi penghalang vaksin HPV. Jika perlu, berkonsultasilah dengan dokter.
Untuk vaksin pencegahan kanker serviks ada beberapa tipe, bivarian (dua strain virus) dan multivarian (empat strain virus). Perbedaannya pada vaksin yang multivarian ini dapat mencegah kanker serviks dan kondiloma saluran kelamin. Vaksin multivarian ini dapat juga diberikan pada kaum laki-laki sebagai upaya pencegahan penularan infeksi HPV untuk turut memberikan perlindungan bagi wanitanya.
Mari kita cegah kanker dengan pola hidup CERDIK, Cek kesehatan berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stres.
Red-HJ99