Kerja Sama Pramuka dan WWF Akan Dimulai Pada Hari Sabtu Akhir di Bulan Maret

0

Jakarta, Harianjateng.com- Kwarnas dan World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia sudah sepakat untuk membangun kerja sama dalam hal pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati dengan membuat program-program unggulan untuk anak-anak Pramuka.

Hal itu yang disampaikan oleh Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka Urusan Hubungan Luar Negeri Ari Wijarnako, Selasa (20/03/2018).

“Sebenarnya WWF dan WOSM sudah sepakat untuk menjalin kerjasama dalam memberikan program-program terkait lingkungan hidup untuk anak-anak Pramuka di seluruh Indonesia. Karena Gerakan Pramuka dan WWF banyak memiliki kesamaan visi, terutama dalam isu-isu lingkungan,” ujar Ari.

Ia menuturkan, setidaknya ada program jangka pendek dan jangka panjang yang akan dilakukan WWF bersama Kwarnas Gerakan Pramuka. Jangka panjangnya adalah mengaktifkan kembali Badge Panda yang pada tahun 90-an sempat dihentikan. Sedangkan jangka pendeknya adalah terlibat dalam kegiatan Earth Hour pada 24 Maret nanti.

“Jadi gaungnya kerja sama ini diharapkan bisa dimulai dari kegiatan Earth Hour pada 24 Maret besok. Pramuka diharapkan bisa terlibat di dalamnya,” tutur Ari.

Earth Hour adalah sebuah kegiatan global yang diadakan oleh (WWF) pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya. Kegiatan ini berupa pemadaman lampu yang tidak diperlukan di rumah dan perkantoran selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi perubahan iklim. Ari yakin Pramuka dengan mudah bisa melakukan itu.

“Dengan ikut memadamkan lampu selama satu jam, maka Pramuka sudah turut serta menjaga bumi ini dari perubahan iklim. Saya rasa ini bukan pekerjaan yang sulit bagi Pramuka untuk melakukan itu,” terangnya.

Selain ikut memadamkan lampu, Pramuka bisa melakukan patroli sampah di lingkungannya masing-masing, yaitu dengan aktif melakukan bersih-bersih lingkungan baik di sungai, pantai, atau tempat tempat umum lainnya. Kegiatan semacam ini juga sebenarnya sudah sering dilakukan Pramuka, tidak hanya memperingati kegiatan Earth Hour.

“Misalnya dalam kegiatan di alam bebas, prinsip yang selalu ditanamkan kepada Pramuka adalah tidak boleh meninggalkan jejak kecuali telapak kaki. Artinya Pramuka tidak boleh meninggalkan sampah, merusak lingkungan, merusak pohon atau membunuh binatang,” ujarnya.

Sementara, Wakil Ketua Kwarnas Bidang Binawasa Susi Yuliati mengungkapkan, kerja sama ini perlu diperkuat karena Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan hayati nomor dua tertinggi di dunia setelah Brasil. Tetapi sekaligus juga negara dengan ancaman kepunahan spesies yang tinggi. Selain karena berada di lingkaran “ring of fire”, kesadaran konservasi atas kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia rendah.

Ia menyebut, sudah banyak spesies yang hilang sebelum diketahui manfaatnya bagi kehidupan manusia, baik spesies tumbuhan, burung, maupun lainnya. “Dengan mengembangkan program pendidikan bersama WWF kita akan mengembangkan pula program pencapaian badge untuk semua keterampilan yang diberikan. Hal ini masih dalam pembahasan tim bersama antara Kwarnas dengan WWF,” pungkasnya.

Rencananya, Kwarnas akan mengaitkan ini dengan program badges Internasional, yaitu Scout of the World Award. Gerakan Pramuka mempunyai anggota terbanyak di dunia. Namun, kata dia, belum ada seorang pun Pramuka mendapatkan Scout of The World Award. “Kita harus membangun program dan sistem pencapaiannya,” tegasnya.

Red-HJ99

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here