Semarang, Harianjateng.com- Keinginan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan kesehatan menggugah seorang perempuan muda lulusan Harvard University School of Public Health, Azalea Ayuningtyas, dengan mendirikan sebuah usaha sosial Du’Anyam yang berarti ‘Anyaman Ibu’. Hal ini berangkat dari hasil temuannya di Nusa Tenggara Timur (NTT) dimana kaum wanita bekerja di ladang untuk mencari nafkah, termasuk saat hamil. Ini menjadi salah satu alasan adanya masalah malnutrisi ibu dan anak di NTT.
“Alih-alih memberikan bantuan makanan, memberikan akses ekonomi kepada para ibu menjadi salah satu solusi yang dapat kami berikan untuk meningkatkan kualitas gizi di NTT. Oleh karena itu, Du’Anyam menggandeng para ibu di NTT untuk membangun bisnis lewat kegiatan menganyam lontar. Kami membina ibu-ibu agar memiliki keterampilan sehingga mereka dapat membantu dirinya sendiri untuk mandiri secara ekonomi,” cerita perempuan yang akrab disapa Ayu saat berbagi kisah inspiratifnya kepada puluhan anak muda dalam kegiatan Networking Day di Impala Space, Semarang, (12/07/2018) yang merupakan rangkaian kegiatan program dan gerakan Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu.
Lanjut Ayu, sampai saat ini, Du’Anyam telah membina lebih dari 450 ibu dan wanita dari 17 desa di NTT. “Melalui kerajinan anyaman, pendapatan ekonomi ibu dan wanita di NTT meningkat dibandingkan dengan hanya bertani, yang ternyata dapat menarik perhatian dari para generasi muda. Awalnya, hanya ibu-ibu yang menginjak usia 40 tahun keatas yang bergabung. Namun sekarang semakin banyak perempuan muda yang ikut. Tidak hanya memberdayakan perempuan, kami juga dapat membantu melestarikan budaya.”
Selaras dengan Azalea yang menemukan panggilan untuk mendirikan Du’Anyam, maka menumpuknya limbah plastik yang tidak dikelola dengan baik memanggil Deasy Esterina, perempuan muda asal Semarang untuk mendirikan usaha sosial Kreskros guna menjawab permasalahan pengelolaan limbah plastik di Indonesia.
Hadir dalam kegiatan Networking Day, Deasy berbagi keprihatinannya terhadap penyalahgunaan plastik. “Plastik yang tidak dikelola dengan baik merupakan ancaman terhadap lingkungan. Begitu banyak limbah plastik menumpuk di setiap sudut bumi. Inilah yang membuat saya terus mencari cara-cara baru untuk menangani limbah ini dengan menciptakan produk yang dapat digunakan dan tahan lama. Saya berharap Kreskros dapat membuat perubahan positif untuk menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi bumi,” ujarnya.
Kreskros bukan hanya fokus pada plastic waste management, namun juga fokus pada pemberdayaan wanita. “Sebuah usaha sosial harus percaya pada fair trade dengan kepedulian terhadap kesejahteraan ekonomi, sosial, lingkungan, dan budaya. Kreskros bekerja dengan penduduk setempat, terutama wanita, dengan melatih mereka untuk merajut, merenda, serta memperkenalkan praktik-praktik ramah lingkungan. Harapan kami dengan memberdayakan para wanita ini dapat memberi mereka keterampilan baru dan menyediakan cara alternatif untuk mendukung keluarga mereka,” ungkap Deasy dalam menginspirasi para anak muda melalui nilai-nilai yang dipegang oleh Kreskros.
Kedua sociopreneur wanita muda yang memiliki panggilan untuk memberikan sesuatu yang berdampak bagi Indonesia ini juga merupakan mentor dalam program dan gerakan Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu yang diusung oleh Kapal Api. “Program inspiratif yang aplikatif dan berkelanjutan ini merupakan bentuk komitmen Kapal Api untuk mengembangkan potensi pemuda dan mengoptimalkan peran sociopreneur dalam menciptakan dampak positif sosial-ekonomi. Hal ini selaras dengan nilai-nilai luhur Kapal Api yaitu pengharagaan terhadap otentitas, semangat hidup, bangga akan kearifan lokal, dan setia pada solidaritas sosial,” ungkap Group Brand Manager PT Santos Jaya Abadi, Johnway Suwarsono.
Networking Day di Semarang merupakan rangkaian kegiatan program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu. Sebelumnya, Networking Day telah hadir di Bandung bersama mentor program Iwet Ramadan (Co-founder JKTCreative) dan Titin Agustina (Founder Kraviti); di Yogyakarta bersama mentor program Helga Angelina (Founder Burgreens) dan Andhika Mahardika dan Asri Saraswati (Founder Agradaya); serta di Jakarta bersama mentor program Leonard Theosabrata (Founder Indoestri Makerspace) dan Denica Flesch (Founder SukkhaCitta).
Kegiatan serupa akan hadir di kota-kota selanjutnya yaitu Surabaya 16 Juli (Melia Winata, Co-founders Du’Anyam dan Vania Santoso, Founder HeyStartic) dan di Malang pada 19 Juli (Leonard Theosabrata, Founder Indoestri Makerspace beserta Nur Cholidah dan Noor Fadillah, Founder House of Diamonds).
“Kami sangat senang melihat ada begitu banyak anak muda yang tergerak untuk melakukan sesuatu demi menjawab permasalahan lingkungan sekitarnya. Antusiasme yang tinggi ini akan terus kami wadahi semaksimal mungkin hingga akhirnya mereka dapat membuat nyata tujuannya. Kegiatan Networking Day menjadi salah satu wadah bagi anak muda untuk mengembangkan kapasitas pengetahuan, akses pada berbagai sumberdaya dan jejaring, serta dukungan dari ekosistem sosial yang diharapkan dapat membantu pengembangan produk dan jasa yang dibuat,” tutup Johnway.
Red-HJ99/Ovan