Semarang, Harianjateng.com– Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang melakukan kerja sama dengan Tanoto Foundation dalam upaya meningkatkan kualitas tenaga pendidik.
Kerja sama tersebut ditandai dengan ditandatanganinya perjanjian oleh Rektor UIN Walisongo Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag., dengan Direktur Program Pelita Pendidikan Tanoto Foundation, Stuart Weston, Jumat (20/07/2018) bertempat di Auditorium Rektorat UIN Walisongo, Semarang Jawa Tengah.
Dikatakan oleh Stuart Weston bahwa kerja sama ini dilakukan untuk memperkuat peran dari universitas yang memiliki Fakultas Pendidikan sebagai lembaga pencetak guru. “Progam utamanya adalah mempersiapkan calon guru untuk menjadi pendidik yang profesional. Strateginya dengan mengintegrasikan antara teori dan praktik, memperbanyak praktik-praktik yang baik dalam kelembagaan maupun di madrasah-madrasah mitra LPTK,” ujarnya.
Bentuk kegiatan dilakukan secara sinergi antara mitra dan Tanoto Foundation dengan berfokus pada pengembangan bahan ajar dan kurikulum, perkuliahan aktif dan manajemen madrasah, penelitian tindakan kelas, pengembangan jurnal ilmiah, pengembangan madrasah praktikum, serta literasi. Kerja sama tahap pertama akan dilaksanakan selama 3 tahun ke depan, dan bisa diperpanjang serta dikembangkan dalam lingkup yang lebih luas.
Dalam acara tersebut, Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag., Rektor UIN Walisongo Semarang menyampaikan, dosen dan madrasah mitra UIN Walisongo akan mendukung program-program dari Tanoto Foundation. “Akan kami tugaskan dosen-dosen yang telah memiliki kapasitas yang sudah tidak diragukan. Sehingga capaian-capaian dari sinergi antara UIN Walisongo dan Tanoto Foundation bisa maksimal. Dosen-dosen tersebut dikombinasikan antara yang sudah senior dan yang muda supaya energinya merata,” jelasnya.
Selain itu, Konsultan Pengembangan LPTK Tanoto Foundation Prof Dr Muchlas Samani yang hadir saat penandatanganan kerja sama juga menyampaikan bahwa pentingnya kemitraan ini.
“Tanoto Foundation sebagai organisasi filantropi memiliki sumber daya untuk memfasilitasi integrasi antara madrasah, khususnya di pendidikan dasar dan LPTK secara komprehensif,” kata. Prof. Dr Muchlas Samani.
“Madrasah sebagai laboratorium dan pengguna lulusan dari lembaga pencetak calon guru setiap saat mengalami transformasi. Kerjasama ini akan mendorong lebih banyak praktik yang baik dari dosen sebagai contoh bagi mahasiswa. Selain itu, salah satu fokusnya adalah menyiapkan madrasah mitra LPTK untuk terus berinovasi dan bersinergi untuk mencetak calon guru yang kompetitif dan adaptif dengan transformasi tersebut,” jelas mantan Direktur Jenderal Ketenagaan Kementerian Riset dan Teknologi tersebut.
Ajar Budi Kuncoro, Kepala Pengembangan LPTK Tanoto Foundation juga menambahkan, indikator perubahan yang ingin di capai dalam 3 tahun ke depan di antaranya dosen LPTK menjadi contoh dalam pembelajaran aktif untuk mahasiswa, diintegrasikannya bahan pelatihan Pelita Pendidikan dalam kurikulum pendidikan calon guru dan guru, LPTK melaksanakan pendidikan prajabatan yang lebih menekankan pada praktik, dan mahasiswa calon guru mempraktikkan cara mengajar dan belajar yang lebih baik.
Selain berfokus di LPTK, kerja sama ini akan mendampingi madrasah mitra UIN Walisongo. Bentuknya berupa pelatihan dan pendampingan secara berkesinambungan dengan melibatkan dosen dan tim pengembang Tanoto Foundation. Pendekatan yang digunakan dengan menggunakan pendekatan madrasah secara menyeluruh (whole school development).
Pendekatan tersebut akan melibatkan semua unsur madrasah, yaitu guru, kepala madrasah, masyarakat, dan siswa, serta mengembangkan praktik-praktik pendidikan yang baik dalam pembelajaran, manajemen madrasah, partisipasi masyarakat, dan meningkatkan kemampuan literasi siswa.
Tujuan utama pendampingan ini adalah menyiapkan madrasah yang berkualitas sebagai tempat praktik mengajar mahasiswa calon guru. Selain itu, madrasah ini akan menjadi laboratorium pertama dalam pengembangan inovasi dan praktik-praktik baik oleh para dosen.
Red-HJ99/Ovan