Kendal, Harianjateng.com– Ranting IPNU-IPPNU Kelurahan Sukodono mengadakan kegiatan ngobrol santai literasi dan jurnalistik, Sabtu (06/10/2018) bertempat di Padepokan Pring Jagad Kelurahan Sukodono, Kendal, Jawa Tengah.
Kegiatan tersebut diikuti oleh puluhan peserta anggota IPN-IPPNU Rating Kelurahan Sukodono dan dihadiri juga oleh anggota GP Ansor Kecamatan Kota Kendal.
Hadir sebagai narasumber, Heri Susanto dari Media Harian Jawa Tengah yang juga sebagai pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) perwakilan Jawa Tengah.
Dalam sambutannya Ketua Ranting IPNU, Nanang Iskandar menyampaikan kegiatan ini dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang literasi dan jurnalistik. “Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembekalan terhadap para generasi muda IPNU-IPPNU Ranting Sukodono, agar bisa memahami tentang mana berita Hoax dan mana berita yang benar, karena belakangan ini banyak berita-berita Hoax yang muncul melalui Sosial Media (Sosmed) baik melalui pesan WhatsApp maupun Facebook ataupun yang lainya,” ujarnya.
Ketua IPPNU, Relina Ilma juga menyampaikan bahwa kegiatan seperti memang sangat penting untuk menambah ilmu serta wawasan, agar tidak mudah terhasut oleh berita-berita yang tidak benar atau berita yang yang isinya mengandung ujaran kebencian.
Dalam pemaparanya, Heri Susanto mengatakan, “mengapa kita harus berliterasi? Agar kita tidak mudah dibohingi, tidak bingung, bisa memfilter dan bisa melawan maraknya berita berita yang muncul di Sosmed, terutama menyikapi berita Hoax.”
Menurutnya, secara istilah literasi merupakan kualitas atau kemampuan melihat huruf atau aksara yang didalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis, serta kemampuan berbahasa meliputi berbicara dan menyimak.
Ia juga menyampaikan bahwa dasar literasi adalah Al-Quran Al-alaq ayat 1-5. Dalam Al-Quran, kata membaca diulang sebanyak 89 kali dan kata menulis diulang sebanyak 303 kali.
Literasi media, lanjut Heri, adalah kemampuan mengakses, memahami dan mengunakan informasi secara benar dan cerdas. Dan cara berfikir wartawan adalah berdasarkan fakta dan data yang mendasarkan kebenaran pada wawancara serta klarifikasi terhadap narasumber terkait.
Ciri-ciri mengenali berita Hoax, menurutnya ada beberapa hal, diantaranya narasumber tidak jelas, medianya tidak jelas atau bias dan biasanya judulnya sudah profokasi atau bombastis.
Diakhir acara, Heri berharap agar generasi muda khususnya IPNU-IPPNU ranting Sukodono bisa memahami apa yang sudah disampaikan sehingga di kemudian hari tidak mudah terprovokasi dengan adanya berita-berita Hoax tersebut.
“Semoga kedepan ranting IPNU-IPPNU Kelurahan Sukodono mampu menganalisa mana berita yang benar dan mana berita yang Hoax, agar tidak ikut menjadi korban menyebarkan berita – berita bohong tersebut. Karena berita Hoax itu akan memecahbelah persaudaraan, memecahbelah kesatuan dan persatuan ini, maka dari itu kita harus melawannya dengan cara belajar leterasi dan jurnalistik,” pungkasnya.
Red-HJ99/Heri