Kendal, Harianjateng.com- Di Hari kedua dalam pelatihan manajemen yang dilakukan oleh Tanoto Foundation langsung melakukan praktik pemantuan sekolah di SDN 2 Patukangan, MI Turunrejo, MTSN 1 Kendal dan SMPN 2 Kendal. Pemantuan sekolah dilakukan untuk mengidentifikasi hal-hal yang sudah dan belum berjalan dengan baik dalam penyelenggaraan pembelajaran, budaya baca maupun pengelolaan di sekolah.
Adapun kepala sekolah yang mengikuti kegiatan ini berasal dari 24 sekolah/madrasah mitra, yaitu SDN 1 Curugsewu, SDN 2 Curugsewu, SDN 3 Curugsewu, SDN Kalices, SDN 1 Kalilumpang, SDN 2 Kalilumpang, MIN Sidodadi, MI NU 25 Curugsewu, SDN 1 Brangsong, SDN 2 Brangsong, SDN 1 Purwokerto, SDN 2 Purwokerto, SDN 1 Kebonadem, SDN 2 Kebonadem, MI NU 53 Turun Rejo, MI NU 08 Brangsong, SMPN 1 Patean, SMPN 2 Patean, MTs NU 29 Patean, SMPN 2 Sukorejo, SMPN 1 Brangsong, SMPN 2 Brangsong, SMP NU 07 Brangsong, dan MTSN Kendal.
Sekolah mitra Pengembangan Inovasi Kualitas Pembelajaran ( PINTAR) Tanoto Foundation mulai diberikan pelatihan pengembangan sekolah. Pendekatan yang dilakukan dengan cara pengembangan sekolah secara menyeluruh, artinya semua aspek dalam sekolah dikembangkan.
“Dalam dua hari ini yang akan kita latih adalah kepala sekolah terlebih dahulu. Karena kami melihat kepala sekolah memiki peran sangat penting dalam manajerial sekolah. Setelah itu Minggu depan akan dilakukan pelatihan bertahap kepala sekolah dan guru, kemudian pelatihan guru dan komite. Harapannya dengan melatih semua komponen utama sekolah, perubahan positif di sekolah akan berlangsung secara terstruktur dan masif,” kata Koordinator Tanoto Foundation Jawa Tengah Dr Nurkolis, M.M., Kamis (18/10/2018) saat melakukan praktik pemantuan sekolah di SDN 2 Patukangan, Kendal, Jawa Tengah.
Selama dua hari, peserta dilatih untuk memahami dan mengembangkan pembelajaran aktif, budaya baca, manajemen berbasis sekolah, pemantauan sekolah dan bagaimana mendokumentasikan praktik yang baik. “Mereka lebih banyak mendiskusikan pengembangan sekolah. Mereka saling berbagi, saling memberi masukan dan saling memikirkan program pengembangan sekolah,” jelas Nurkolis.
Koordinator Tanoto Foundation Jawa Tengah tersebut juga megungkapkan bahwa ada tiga hal yang di fokuskan. “Yang mendi fokus kami ada tiga hal yaitu pertama adalah pelatihan manajemen sekolah yang saat ini sedang kita lakukan, kedua yaitu pembelajaran sekolah dan yang ketiga adalah para calon guru, hal ini memang tidak terkait langsung dengan sekolah, maka dari itu kita bekerja sama dengan UIN Walisongo dan UNS Surakarta,” ungkapnya.
Lanjut Nurkolis, “terkait tentang pembelajaran guru, dan manajemen sekolah dalam memraktekannya akan dilakukan selama satu tahun penuh, dan diakhir tahun akan ada pameran hasil kemajuan sekolah. Kalau guru pamerannya adalah hasil produk-produk pembelajaran, seperti alat peraga pembelajaran dan hasil karya siswa terkait materi yang sudah diajarkan. Kalau manajemen sekolah, seperti Rencana Kerja Sekolah (RKS), Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), termasuk laporan anggaran BOS. Dan juga ada yang sedang kami diskusikan, yaitu apakah manajemen sekolah itu partisipatif dan transparan atau tidak? Misalnya seperti melibatkan komite sekolah dan masyarakat atau tidak? Nanti akan kita lihat, ketika ada masyarakat atau pun media yang mencari informasi mudah atau tidak?.”
Hasil pemantauan tersebut kemudian dirumuskan untuk kegiatan perbaikan, pengembangan dan penyebarluasan yang digunakan peserta dalam memecahkan masalah Pendidikan di pelatihan. “Harapan saya dengan pelatihan – pelatihan yang dilakukan oleh Tanoto Foundation ini dapat meningkatkan mutu kualitas pembelajaran anak semakin meningkat,” tutup Koordinator Tanoto Foundation Jawa Tengah tersebut.
Red-HJ99/Heri