15 Negara Akan Mengikuti Borobudur Interhash Reunion

    7

    Semarang, Harianjateng.com – Dalam rangka memperingati ulang tahun ke-25, Magelang Hash House Harriers akan menggelar Borubudur Interhash Reunion yang akan dilaksanakan di Kota Magelang dan kawasan Borobudur pada tanggal 25-27 Oktober mendatang.

    Dalam acara tersebut diperkirakan 1.500 hasher dari 15 negara akan turut ambil bagian pada olahraga lintas alam, yang harus menelusuri track yang sudah diberi penunjuk jalan tersebut. Adapun negara yang saat ini sudah menyatakan siap menerjunkan peserta, diantaranya ada Jepang, Malaysia, Filipina Australia, Korea, Cina, dan tentunya Indonesia sendiri sebagai tuan rumah.

    “Even ini merupakan temu kangen para pecinta hash yang pernah bertemu saat kami mengadakan Borobudur Interhash tahun 2012 silam. Guna menyemarakkan acara reuni hasher ini, kami gelar orkestra simfoni dan red dress run,” kata Penggagas Acara, Liem Chie An saat dihubungi oleh rekan media, Jumatu pagi (19/10/2018).

    Para peserta yang mengikuti acara tersebut, nantinya akan merasakan keunikan dari lintas alam ini, karena para peserta harus melintasi bukit, kebun, sungai dan bahkan hutan. Semua track ini harus ditempuh dengan berlari, berjalan, merangkak bahkan berguling karena tempat itu termasuk tergolong licin.

    Dikatakan juga oleh Liem Chie An bahwa even yang melibatkan Kementerian Pariwisata dan Dinas Pariwisata Jateng dan Magelang tersebut, dimulai acara red dress run pada 26 Oktober dengan mengambil lokasi dari Gedung Bakorwil hingga Gedung Tri Bhakti Magelang. Kemudian pada 27 Oktober dilanjutkan ke kawasan candi Borobudur.

    Lukminto Wibowo yang menjadi konseptor kegiatan menambahkan, misi Borobudur Interhash tak hanya berolahraga, tapi bagaimana melalui even tersebut, pihaknya menjual Borobudur sebagai destinasi wisata internasional.

    “Kita tak ingin turis yang datang hanya melihat candi. Tapi bagaimana mereka bisa turut menjadi agent of change dalam memandang Borobudur sebagai wisata religi, ada ritual di sana. Sehingga ketika kembali ke negaranya, bisa melakukan gethok tular,” kata Lukminto yang juga sebagai GM Event Kompas ini.

    Ia mengungkapkan, penyelenggaraan kegiatan ini bisa meninggalkan kesan mendalam bagi pesertanya, seperti gelaran tahun 2012 silam. Dirinya mengapreasi langkah Liem Chie An yang juga Ketua Yayasan Borobudur Marathon yang dengan getol mengangkat Borobudur. Melalui Interhash dan Marathon, Borobudur bisa kembali memiliki daya pikat di mata internasional.

    Red-HJ99/Heri

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here