Semarang, Harianjateng.com- Ratusan pelajar mendatangi Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Tengah, Jumat (7/12/2018). Mereka adalah siswa SMP Negeri 17 Semarang. Mereka berkunjung untuk menyaksikan pameran Kartun Kawal Pemilu (KAKAP) yang dipamerkan di kantor Bawaslu Jawa Tengah sejak 24 November 2018 lalu.
“Ini baru saja selesai tes semesteran. Kami diajak guru seni rupa untuk menyaksikan pameran,” kata Andika Dafa Pratama (13), siswa kelas 8.
Andika bersama teman-temannya dari kelas 8 dan 9 datang secara bergantian sejak pukul 11.00 hingga 15.00. Menurutnya, pameran kartun tersebut sangat menarik. Selain sebagai kegiatan edukasi, kunjungan ke pameran itu bisa menjadi rekreasi usai mengikuti Penilaian Akhir Semester (PAS) baginya.
“Karyanya bagus-bagus dan kreatif. Pameran ini bisa memotivasi saya untuk menggambar,” kata Andika.
Ada beberapa karya yang menarik perhatian Andika. Satu diantaranya adalah karya kartunis Darsono. Karya itu menampilkan visual penolakan terhadap praktik politik uang. “Menyuap pemilih itu tidak baik dan masuk pelanggaran pemilu,” terangnya.
Selain itu, siswa lainnya, Aura Syifa Salsabila (13) merasa mendapatkan wawasan baru tentang pengawasan pemilu. Dari gambar-gambar kartun yang ia lihat, Aura jadi tahu jika pemilu harus diawasi agar tidak terjadi kecurangan. “Kecurangan itu misalnya praktik politik uang dan serangan berita hoaks,” ujarnya.
Guru seni rupa SMP Negeri 17 Semarang Suratno berharap, kegiatan kunjungan pameran tersebut bisa memberikan pemahaman kepada anak didiknya tentang pengawasan Pemilu. Menurutnya, edukasi sejak dini sangat penting untuk membekali anak di masa depan. “Kalau diberitahu sejak dini tentang pemilu yang bersih, mereka juga akan menjalani dengan bersih. Tidak ada lagi fitnah, isu sara dan berita hoaks,” katanya.
Anggota Bawaslu Jawa Tengah, Rofiuddin mengatakan, pameran KAKAP adalah bentuk pengawasan partisipatif yang melibatkan seniman kartun di Jawa Tengah yang tergabung dalam Komunitas Gold Pencil. Ada sekitar 30 karya yang dipamerkan. Karya itu dipilih dari 100 karya kartunis yang mengikuti workshop pada 17 November 2018 lalu. Pameran berlangsung hingga 8 Desember 2018.
Rofi berharap, lewat kartun kawal pemilu masyarakat bisa terlibat ikut mengawasi secara mandiri terhadap potensi kecurangan yang akan muncul selama pelaksanaan pemilu.
“Akan ada pertarungan antar elite partai politik, bisa saja terjadi pertarungan yang tidak sehat sehingga akan merusak proses demokrasi,” tuturnya
Red-HJ99