Tanoto Foundation dan Universitas Sebelas Maret Surakarta Ciptakan Lingkungan Pembelajaran yang Menginspirasi

12
Mahasiswa praktik inspiratif IPA: menemukan fakta telur mengambang

Surakarta, Harianjateng.com –  Program PINTAR Tanoto Foundation bekerjasama dengan Universitas Sebelas Maret Surakarta secara berkesinambungan melakukan pelatihan kepada sekolah dan dosen mitranya.  Setelah secara penuh melatih sekolah mitra untuk menciptakan ekosistem lingkungan praktik pengalaman lapangan bagi mahasiswa yang baik saat melakukan praktik, kemudian PINTAR melakukan sharing dan berbagi pengalaman supaya di lingkup kampus bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang inspiratif bagi mahasiswanya.

Hal itu disampaikan oleh Head of Teacher Training Institute Development Tanoto Foundation,  Ajar Budi Kuncoro saat pembukaan Pelatihan Fasilitator LPTK di Best Western Premier Solo Baru, Rabu (19/12/2018).

Ajar Budi Kuncoro menjelaskan, selama 3 hari, tim Fasilitator PINTAR Tanoto Foundation melatih Fasilitator Dosen LPTK materi-materi adaptasi praktik baik perkuliahan baik dalam manajemen,  perkuliahan aktif maupun budaya baca. “Fasilitator kami selama tiga hari akan melatih para dosen, dan di hari ketiga mereka akan melakukan praktik mengajar di FKIP dan PGSD UNS untuk merasakan langsung pengalaman mengajar dengan metode terbaru,” jelasnya.

Ia juga mengatakan tujuan utama pelatihan ini adalah terciptanya lingkungan perkuliahan yang mendekati lingkungan pembelajaran di sekolah yang ideal dan penuh inspirasi.  Misalnya pada perkuliahan sudah menunjukkan berbagai model dan pendekatan yang akan menginspirasi mahasiswa ketika mereka mengajar nanti.  Lingkungan pembelajaran juga penuh dengan sumber-sumber belajar dan berbasis literasi. Hal tersebut akan menjadi bekal yang bermanfaat bagi calon mahasiswa nantinya.

Sementara itu, Rektor Universitas Sebelas Maret Prof Ravik Karsidi dalam sambutannya menjelaskan,  kualitas perkuliahan sangat ditentukan oleh kualitas dosen. Banyak sekali fariasi perkuliahan yang dapat menginspirasi mahasiwa.  Namun tantangan utamanya adalah kesiapan mental dari masing-masing pihak. Mental tersebut bisa berupa keterbukaan menerima berbagai masukan maupun menerima berbagai perubahan.

“Penting sekali seorang dosen untuk mampu mewadahi perubahan yang terus menerus,  salah satunya adalah pendekatan yang diberikan oleh Tanoto Foundation.  Maka penting sekali nanti Fasilitator dosen juga pandai mengemasnya.  Kami sangat mendukung bila lingkungan akademik dibangun ke arah positif,” tutur Prof Ravik.

Selain itu, Kepala Seksi Pengakuan Capaian Pembelajaran,  Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi,  Didi Rustam, S.Si., M.T.I. yang hadir dalam kesempatan itu menyebutkan pentingnya flexibilitas dalam menerima perubahan.  Contohnya saja,  Kemristekdikti sedang menyusun adanya jurusan Kopi, bukan hanya tentang baristanya saja, tapi harus full mulai hulu sampai hilir , hal tersebut sesuai arahan presiden.

“Contoh tersebut penting sekali untuk dijadikan bahan refleksi sehingga kita diperguruan tinggi bisa berubah terus menerus untuk perbaikan pendidikan secara nasional.  Yang paling penting adalah kolaborasi dengan berbagai pihak perlu dilakukan.  Salah satunya dengan Tanoto Foundation ini,” ungkap Didi Rustam.

Kegiatan Pelatihan Fasilitator LPTK Adaptasi Modul Pembelajaran SD/MI dan SMP/MTs diikuti oleh 40 orang berasal dari Universitas Sebelas Maret,  UIN Walisongo Semarang,  Universitas Mulawarman dan IAIN Samarinda.

Red-HJ99/Aris

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here