Demak, Harianjateng.com- Pada acara Haul ke-80 Mbah Kiai Abdurrahman Qasidil Haq Mranggen Demak, Rois Syuriah PWNU Jateng KH. Ubaidillah Shodaqoh dan Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng HM Muzamil beserta beberapa Kiai menghadiri acara tersebut.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan peluncuran buku “Kyai Muslih Mranggen Sang Penggerak dan Panutan Sejati” setebal 394 halaman + XXXII.
Turut hadir pada acara haul di pondok pesantren Futuhiyah Mranggen Demak, Mustasyar PWNU Jateng, KH Muhammad Asyiq, KH. Dr. Achmad Darodji, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fattah Demak, KH. Dr. Arif Cholil, Rois Syuriah PCNU Demak, KH. Zaenal Ma’shum dan tamu undangan lainnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Futuhiyah Mranggen Demak, KH. Muhammad Hanif Muslih mengatakan, biasanya acara haul kita selenggarakan terbuka untuk umum yang dihadiri para santri, alumni, dan jama’ah Thoriqoh serta masyarakat, namun kali ini diselenggarakan secara terbatas. “Semoga situasinya semakin membaik sehingga dapat kembali normal seperti sediakala,” ujarnya.
“Kami sangat berharap buku yang diterbitkan ini bisa bermanfaat, memberi inovasi dan motivasi bagi kami, keluarga besar kami, baik Bani KH Muslih Abdurrahman maupun keluarga besar Bani KH Abdurrahman bin Qashidil Haqq dan bagi alumni dan para pembaca, amin,” tegas Mbah Kiai Hanif yang juga anggota Mustasyar PWNU Jateng.
Dalam buku yang sifatnya bunga rampai tersebut terdapat kata sambutan dari Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi, SE, MM, Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Polisi Drs. Ahmad Luthfi, S.H, S.St.,M.M, Menteri Agama RI, H Fachrul Razi Kata Pengantar dari Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin, Sambutan Rais Aam Syuriyah PBNU KH Miftachul Ahyar Abdul Ghoni.
Buku yang ditulis, VII bab ini berisi tentang manaqib Mbah KH. Muslih Mranggen sejak kelahiran, masa pendidikan dan pengalaman, gagasan dan pemikiran, aktivitas politik dan organisasi, bentengi NKRI Pasukan Hizbullah, hizb dan wirid, kitab-kitab karya Kyai Muslih, testimoni dzuriyah keluarga dan testimoni alumni pondok pesantren Futuhiyah, santri dan masyarakat.
“Buku ini sangat penting untuk dibaca karena merupakan suri tauladan yang luar biasa dari seorang Mursyid Thoriqoh pendiri Jam’iyyah Ahli Thoriqoh Al-Muktabaroh Annahdhiyah atau Jatman,” tulis HM Muzamil di halaman 364.
Red-HJ99/Hi