HarianBrebes(HB),-Anggota Komisi VII DPR RI, Paramitha Widya Kusuma, mendukung sub holding Pertamina PT Pertamina International Shipping (PIS) melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini. Dengan initial public offering (IPO), Pertamina diharapkan bisa lebih berkembang dan tetap menjadi tulang punggung ekonomi negara.
“Kalau Menteri Bumn bisa jamin bahwa dengan IPO Pertamina bisa lebih berkembang dan tetap menjadi back bone ekonomi negara, serta distribusi BBM/BBG bisa dijamin tidak akan terganggu, kenapa kita tidak dukung untuk IPO?” kata Paramitha, Jumat, 7 Mei 2021, di kediamannnya Komplek Islamic Center, Brebes, Jawa Tengah.
Masalahnya siapa kemudian yang akan menjamin bahwa penugasan dari pemerintah kepada Shipping Pertamina untuk mendistribusikan BBM/BBG ke daerah daerah wilayah 3 T (tertinggal, terdepan dan terluar) tetap dapat dijalankan. Menurutnya ini penting, karena menyangkut hajat hidup orang banyak dan hidup berkeadilan, yaitu dimanapun rakyat Indonesia berada harus mendapatkan hak dan kualitas yang sama akan BBM/BBG.
Namun demikian, Politisi muda dari Fraksi PDI Perjuangan ini tidak ingin dikemudian hari setelah IPO dilaksanakan oleh Pertamina terjadi kegaduhan politik dan kegaduhan kesenjangan gegara mereka tidak mendapat hak dan kualitas BBM/BBG. Kemudian masalah tersebut begitu saja diserahkan ke pertamina untuk bertanggung jawab.
“Tentunya karena ini kan programnya Kementrian BUMN. Apalagi setiap pemegang saham sekalipun minoritas 1 % hrs dilindungi kepentingannya,” kata Paramitha.
Bisnis disektor Migas tidak hanya menjadi kepentingan nasional saja, tapi bisnis migas sangat terkait dengan geopolitik dunia sehingga percaya atau tidak bahwa 70% konflik dunia yang terjadi karena memperebutkan Migas atau energi. Seperti yang terjadi di wilayah Timur tengah.
Fakta lain, penguasaan pertamina sebagai perusahaan milik negara hanya memiliki 10-15% saja dari Produksi Nasional Migas di Indonesia, selebihnya dimiliki oleh asing. Oleh karena itu, Paramitha mendorong upaya pengembalian blok-blok minyak yang dikuasai asing ke negara setelah kontraknya terminasi.
Di antaranya Bok Migas West Madura Offshore (WMO) – Kodeco, Cnooc, Pertamina; Blok Migas Mahakam – Total Perancis dan Inpex jepang; Offshore North West Java; BP, Pertamina; Blok Rokan – Chevron, dan lainnya.
“Direktorat Hulu Pertamina saat ini sedang terpuruk, namun secara keseluruhan Pertamina dapat diselamatkan oleh kinerja dari Direktorat pemasaran termasuk Shipping,” kata Paramitha. (Gust)