Brebes,- Audiensi antara PT. Atur Toko dengan wakil bupati Brebes Narjo juga pimpinan kelompok Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setiap daerah di wilayah kebupaten Brebes, pada pihak atur toko dihadiri oleh Aswar selaku direktur marketing dari atur toko dilakukan secara online melalui zoom meeting di ruang rapat Wakil Bupati Brebes.
Pertemuan kali ini membahas mengenai rencana pemberdayaan UMKM agar dapat dipasarkan secara digital melalui e-commerce untuk menjangkau pasar yang lebih luas melalui aplikasi atur toko.
Aturtoko.id adalah sebuah platform digital yang menyediakan solusi bisnis secara online, jasa solusi layanan E-commerce terpadu dan konsultasi bisnis Offline to Online store.
Beberapa layanan yang ditawarkan oleh aturtoko.id yaitu atur toko untuk mengatur toko yang telah berada di marketplace sebelumnya dengan satu platform di atur toko, BuatToko yaitu layanan untuk membuat website sendiri dengan bantuan aturtoko.id, dan yang terakhir yaitu AturBisnis dengan pihak aturtoko.id yang melakukan perencanaan, budgeting iklan hingga meningkatkan kinerja sosial media dari UMKM.
“Pelaku UMKM hanya fokus produksi saja, untuk segala hal mulai dari pengambilan foto hingga pemasaran digital diatur oleh aturtoko.id setelah barang dikirim ke gudang,” ujar Aswar, Selasa, (8/6).
Hal itu mendapat respon baik oleh para pimpinan kelompok UMKM karena di lapangan sendiri produk dari UMKM Brebes telah layak bersaing namun kurang di bagian pemasaran saja yang masih berbasis tradisional dengan memasarkannya secara langsung.
Disisi lain, Ketua UMKM Sepakat Brebes Bermartabat, Mohammad Iqbal Yulianto yang mengatakan, saat ini untuk penjualan produk hasil UMKM masyarakat Brebes dipasarkan pada toko UMKM yang berada di stasiun kereta api Brebes. Pada pertemuan kali ini, lanjutnya, juga dibawa beberapa produk dari umkm Brebes seperti bawang goreng, kerupuk telor asin, kerupuk kelapa, jamur krispi, dan popcorn kemasan.
“Platform digital yang menyediakan jasa solusi layanan e-commerce makin berkembang. Ini bagus untuk GDP (Gross Domestic Product) kita. Apalagi sahamnya 51% oleh putra bangsa. Harapan pelaku UMKM setelah memiliki legalitas tentu bisa menambah market produknya baik offline ataupun online. Tentunya sistem pembayaran harus menguntungkan bagi UMKM. Syukur bisa dibayar tunai dan tidak ada retur,” pungkasnya. (*/Gust)