BREBES – Markas Komando Distrik Militer (Makodim) 0713/ Brebes ternyata memiliki kandungan sejarah, namun hingga saat ini belum ada catatan-catatan narasi sejarah terutama pada masa Revolusi 1945 hingga tahun 1949. Hal itu, terungkap saat Wijanarto yang merupakan Sejarawan Pantura asal Brebes mengunjungi Makodim 0713/Brebes, Senin (4/10).
Wijanarto mengatakan, pada tahun 1965 saat terjadi penumpasan G30S/PKI, Makodim 0713/Brebes juga menjadi markas tentara Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) atau sekarang dikenal sebagai Kopassus.
Pada tahun 1945 hingga 1949, lanjutnya, Makodim 0713/Brebes menjadi Markas Komando Intel Tentara Nederlandsch Indische Civiele Administratie (NICA) atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda pada bagian Nevis (Intel Belanda). Mereka yang kemudian memata-matai pergerakan para pejuang Indonesia dalam mempertahankan Kemerdekaan RI.
“Nevis ini kemudian melakukan upaya perebutan kemerdekaan RI dalam kurun waktu 1945-1949. Mereka bermarkas di sini, yang sekarang menjadi Kodim 0713/Brebes,” kata Sejarawan Pantura asal Brebes, Wijanarto saat ditemui wartawan di Makodim 0713/Brebes, Senin (4/10).
Wijanarto menyebut, alasan Makodim 0713/Brebes menjadi Markas NICA lantaran markas yang berada di jalan Deandles tersebut memiliki peranan penting karena letaknya sangat strategis. Markas tersebut berada di jalan yang menghubungkan Batavia sampai Soerabaja. Di markas tersebut NICA bisa mengamati pergerakan para pejuang Indonesia.
Berselang beberapa tahun setelah peristiwa Revolusi 1945-1949, tuturnya, pada tahun 1965 Markas Kodim 0713/Brebes juga pernah menjadi Markas Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) atau sekarang bernama Kopassus. Pasukan penumpas PKI dari Jakarta ini datang ke Brebes pada 7 Oktober 1965. Menurutnya, RPKAD datang ke daerah karena ditengarai banyak anggota PKI yang melarikan diri dari Jakarta ke daerah daerah.
Imbas pemberontakan G30S/PKI ini sampai di Brebes setelah kehadiran Resimen RPKAD dari Jakarta. Daerah yang menjadi tempat tujuan pelarian adalah tempat yang memiliki basis massa PKI. Tidak hanya di Brebes saja, tapi pasukan ini juga mengamankan wilayah lain yang ditengarai sebagai basis PKI. Pasukan ini mendirikan pos pos komando. Di antaranya di Kecamatan Tanjung dan Brebes Kota.
Pusat komando ini berada di Brebes kota yang sekarang menjadi Markas Kodim/0713 Brebes. Secara masif, pasukan bergerak dari Ciledug untuk menyisir wilayah Brebes Tengah seperti Banjarharjo, Ketanggungan dan sekitarnya. Kehadiran Pasukan tersebut menyemangati ormas ormas dan masyarakat untuk melakukan perlawanan dan pengganyangan terhadap gerakan kiri di Brebes.
“Puncaknya, masyarakat Brebes menggelar rapat akbar di Alun-alun Brebes pada 18 Oktober 1965. Banyak dari anggota gerakan kiri maupun simpatisanya ditumpas dan mayatnya dihanyutkan di sungai Pemali,” pungkasnya.
Sementara itu, Dandim 0713/Brebes, Letkol Armed Haikal Sofyan mengaku, dirinya baru mengetahui bahwa Makodim 0713/Brebes memiliki kandungan sejarah yang luar biasa, namun hingga saat ini belum ada catatan-catatan narasi sejarah. Oleh karenanya, pihaknya mendorong Pemkab Brebes untuk bisa mengupayakan bagaimana supaya sejarah perjuangan TNI khususnya di Brebes itu bisa dicatat untuk memberi pemahaman kepada generasi mendatang.
“Menurut saya ini harus ada catatan-catatan yang bisa diabadikan untuk pemahaman kepada generasi kita. Kami mendorong Pemkab Brebes agar lebih memperhatikan perjuangan TNI di Brebes,” pungkasnya. (Gust)