BREBES – Dengan predikat kemiskinan ekstrem yang disandang Kabupaten Brebes di penghujung kepemimpinannya, Wakil Bupati Brebes, Narjo mengaku masih tetap eksis berjuang dalam menangani kemiskinan tersebut.
Narjo mengungkapkan, sejak sembilan tahun yaitu tepatnya pada tahun 2012 lalu, dirinya bersama dengan Bupati Brebes ini masih tetap semangat dan berkomitmen dalam penanggulangan kemiskinan.
“Dua tahun ini kan kita kena Covid-19, tapi kami tetap eksis berjuang untuk rakyat. Selama dua periode ini, tepatnya sembilan tahun kami Bupati Brebes Bu Idza dan Wakil Bupati Narjo tetap semangat dan berkomitmen menangani kemiskinan,” kata Narjo usai rapat penanganan kemiskinan ekstrem, bersama Staf Khusus Bidang Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI. Jum’at, (22/10) di kantor Setda Brebes.
Narjo mengungkapkan, sejak Idza-Narjo memimpin Kabupaten Brebes, angka kemiskinan terus turun. Bahkan pada tahun 2018 lalu, angka kemiskinan di Brebes turun menjadi 16,20 persen. Namun, di masa pandemi Covid-19 ini angka kemiskinan Brebes kembali naik menjadi 17,32 persen pada tahun 2020. Kemudian pada tahun 2021 ini menyandang sebagai salah satu kabupaten dengan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah.
Meski demikian, Narjo tetap optimis, semangat dan terus berjuang agar Brebes bisa segera keluar dari kemiskinan ekstrem sehingga menjadi makmur rakyatnya.
“Sebagai warga kita harus semangat terus untuk penanganan kemiskinan di Kabupaten Brebes,” ucap Narjo yang juga Ketua Tim Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TPKD) Brebes.
Dalam rapat koordinasi, lanjut Narjo, Staf Khusus Bidang Organisasi dan Tata Kelola Menko PMK, Prof. Rafik Karsidi, dan Dinperwaskim Provinsi Jateng membantu Pemkab Brebes dalam upaya penanganan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Brebes. Rapat tersebut juga membahas bagaimana strategi Pemkab Brebes dalam menangani kemiskinan ekstrem.
“Lima (5) kecamatan yang masuk dalam kemiskinan ini adalah Kecamatan Larangan, Bantarkawung, Kecamatan Ketanggungan, Losari, dan Bulakamba,” ungkapnya.
Narjo menjelaskan, saat ini Pemkab Brebes tengah fokus menangani desa-desa miskin ekstrem di lima kecamatan tersebut. Ada 25 desa yang masuk kategori miskin ekstrem di lima kecamatan tersebut yang menjadi pilot projects penanganan kemiskinan.
“Ada 25 desa di lima kecamatan sebagai target untuk bagaimana memberikan, mendukung kemudahan sarana dan prasarana, sehingga 25 desa itu keluar dari kemiskinan ekstrem. Sehingga kita bisa hidup layak,” jelasnya.
Narjo menuturkan, dalam penanganan kemiskinan ekstrem di 25 desa tersebut, telah dilakukan pendataan rumah tidak layak huni (RTLH), jambanisasi, dan infrastruktur lainnya. Serta penanganan di sektor ekonomi yang saat ini masih dalam konsep perencanaan konsep Pemkab Brebes.
“Kalau penanganan secara ekonomi nanti konsepnya seperti apa ini masih kita rapatkan dengan berbagai pihak,” pungkasnya. (Gust)