BREBES, Harianbrebes.com,- Di saat harga bawang merah di Kabupaten Brebes anjlok, harga pupuk nonsubsidi justru mengalami kenaikan signifikan. Harga pupuk yang mengalami kenaikan signifikan itu, terutama yang mengandung bahan aktif Nitrogen, Posfat, dan Kalsium (NPK).
Selain itu, untuk obat pertanian yang harganya melonjak tajam ialah yang mengandung bahan aktif Glifosat. Kenaikan harga tersebut, juga berimbas pada daya beli pupuk dan obat pertanian itu sendiri. Karena, pupuk dan obat pertanian dengan bahan aktif tersebut biasa digunakan petani bawang merah di Brebes.
Salah seorang petani di Kabupaten Brebes, Ratinah (68) mengatakan, dirinya mengaku rugi dengan harga bawang merah yang turun. Sementara harga pupuk nonsubsidi mengalami kenaikan signifikan.
“Harga bawang merah kan sekarang lagi murah. Jelas kami sebagai petani rugi, ya jelas rugi lah. Apalagi harga pupuknya mahal, dan bayar kuli juga mahal. Proses tanam bawangnya juga mahal. Kalau harga bawang merahnya mahal, terus kulinya mahal itu sih mending. Lah ini panennya tidak dapat untung, mau nanam lagi bagaimana?,” kata Ratinah, Rabu (3/11/2021) saat ditemui sejumlah wartawan di Toko Bhakti Tani, Jalan Raya Klampok, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes.

Sementara itu, salah satu pengusaha pupuk nonsubsidi di Kabupaten Brebes, Dhani Bagus Purnama (42) mengatakan, kenaikan harga pupuk nonsubsidi mulai terjadi pada akhir Agustus. Kemudian, memasuki bulan November, harga terus melonjak tinggi. Khususnya untuk pupuk yang mengandung bahan aktif NPK.
“Iya, memang pupuk sedang mengalami kenaikan harga, terutama pupuk yang mengandung unsur N (nitrogen), P (fosfat), dan K (kalium) itu kenaikannya cukup signifikan,” kata Dhani yang juga pemilik Telor Asin YES.
Dhani bahkan memperkirakan adanya kenaikan harga pupuk nonsubsidi berbahan aktif NPK akan terus berlangsung hingga Maret 2022 mendatang.
“Untuk pupuk yang mengandung bahan N, P dan K sekarang harganya Rp12000/kg yang awalnya Rp8000/kg. Bahkan, saya perkiraan akhir November nanti juga bisa naik jadi Rp.12500/kg,” ungkap.

Dhani mengungkapkan, tidak hanya pupuk yang mengalami kenaikan, namun untuk obat pertanian berbahan aktif glifosat juga mengalami kenaikan rata-rata Rp40000/liter.
“Pupuk kan salah satu komoditas yang bahan bakunya sedang naik 3 kali lipat. Karena pupuk yang beredar di Indonesia sebagian besar bahan bakunya diimpor. Ada juga pupuk yang diimpor langsung dari luar. Ini yang bikin harga naik,” terangnya.
Dhani menjelaskan, obat pertanian dengan merk terbaik dan biasa digunakan para petani di Brebes, yang awalnya harga Rp80000/botol kini menjadi Rp120000/botol ukuran 1 liter. Sedangkan untuk harga pupuk ZA saat ini Rp6000/kg, yang awalnya hanya Rp4000/kg.
“Untuk obat pertanian yang biasa digunakan untuk membunuh ruput liar dan mengandung glisofat kenaikannya sangat signifikan. Sedangkan yang tidak ada glisofat dan NPK harganya naik, tapi tidak signifikan,” jelasnya.

Untuk menyikapi agar tidak menanggung kerugian akibat daya beli petani yang menurun, dirinya saat ini hanya membeli 25 ton untuk stok persediaan. Sedangkan sebelum terjadi kenaikan, dirinya menyediakan stok 35 ton yang dalam sebulan bisa langsung habis.
“Saya menyikapi stok ini dengan sedikit mengurangi. Karena saya sendiri takut tidak laku, intinya ini kan daya beli sedang menurun ya,” ucapnya.
Dhani menuturkan, siasat ini dilakukan karena adanya dampak dari harga bawang merah yang sedang anjlok.
“Dampaknya terasa sekali ya, karena dengan anjloknya harga bawang ini mengakibatkan para pembeli yang kebanyakan petani bawang merah akan mengurangi pembeliannya,” tuturnya.
Sebagai pengusaha muda, Dani merasa prihatin, dan berharap keadaan cepat pulih, harga bawang naik, serta harga pupuk kembali normal.
Sementara itu, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes menjelaskan, pihaknya mengetahui adanya kenaikan harga pupuk NPK, namun menurutnya kenaikan harga pupuk itu bukan yang disubsidi pemerintah. Karena, untuk harga pupuk yang bersubsidi tidak mengalami kenaikan atau harganya sudah ditetapkan oleh pemerintah.
“Itu yang non subsidi, kalau yang subsidi kan harganya sudah ditetapkan oleh pemerintah,” tegasnya.
Pihaknya mengaku, pada tahun 2021 ini Brebes mendapat alokasi pupuk NPK bersubsidi untuk sektor pertanian sebanyak 18.277 ton per tahun. Dan selama ini persediaan maupun pendistribusiannya masih lancar dan tidak mengalami kendala apapun.
“Untuk pupuk subsidi, baik persediaan maupun distribusinya itu masih lancar dan tidak ada kendala,” pungkasnya. (Gust)