BREBES – Aksi demonstrasi penolakan upah murah di Kabupaten Brebes kemarin, Senin (22/11) diwarnai insiden baku hantam di depan sebuah pabrik garmen yang berada di Kecamatan Bulakamba.
Bahkan, salah satu postingan video yang diunggah warganet, menyebutkan pihak pabrik yang berada di Kecamatan Bulakamba tersebut telah menyewa preman lokal.
“Sewa preman lokal kno go gebugi buruh. Preman bayarane ora mikir, cmn mikiri sing penting olih duit tok. Padahal gajihe anake ponakane dll lg diperjuangkan kesejahteraane!!! Uteke uteke.,” demikian pernyataan di postingan media sosial Facebook dengan nama akun Teddy Dwi Setya, yang dikutip Selasa (23/11/2021).
Dalam unggahan video yang viral di media sosial Facebook itu terlihat sejumlah orang bentrok dengan masa buruh hingga terjadi baku hantam di depan pabrik tersebut.
Video yang diunggah sejak kemarin, saat ini telah ditonton ribuan viewer dan telah dibagikan sebanyak 428 kali dengan ratusan komentar netizen.
Terlihat dalam video berdurasi 29 detik itu, masa buruh lengkap dengan berbagai warna seragam dan atributnya terlibat bentrok dengan sejumlah orang. Bahkan, diantaranya ada terlihat tersungkur setelah dikeroyok sejumlah orang tersebut.
Saat dikonfirmasi terkait awal kejadian itu, Bagian Legal PT. Daehan Global, Nanang mengatakan, awal kejadiannya adalah para pedagang di lingkungan PT Daehan Global yang merasa terganggu dengan arogansi dari serikat.
“Dengan menabrakkan mobil komando ke pintu gerbang PT, Sementara di depan pintu gerbang banyak pedagang yang akan tertabrak, jadi berdasarkan kejadian tersebut Inisiatif warga sekitar yang merasa bertanggung jawab untuk menjaga Daehan Global tetap aman dan kondusif, terutama para pedagang,” lanjut Nanang saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Selasa (23/11).
Sebelumnya, Nanang menyebutkan, manfaat yang dirasakan oleh warga, diantaranya, kesempatan bekerja atau menjadi karyawan, dan juga disediakan lahan untuk berjualan atau berdagang.
“Sehingga apabila terjadi hal-hal yang kurang baik pada Daehan Global, mereka akan juga mendapat dampaknya,” jelasnya.
Kemudian, dikutip dari Gugah.id, kejadian tersebut, menurut Nanang terjadi, pada saat kelompok pendemo gelombang kedua, yang tetap memaksa PT Daehan Global mengirimkan dan mengeluarkan semua karyawan untuk ikut demo.
“Padahal pada gelombang pendemo yang pertama, kami sudah mengirimkan perwakilan dan pada saat gelombang pertama berjalan aman dan kondusif, Gelombang pertama berjalan elegant dan sangat kondusif, tapi pada saat kedatangan pendemo gelombang kedua lebih mengarah provokatif akibatnya suasana tidak kondusif, sehingga warga sekitar ikut terpancing,” lanjut Nanang.
Sementara itu, Kapolsek Bulakamba melalui Kanit Reskrim Bulakamba Aiptu Kusnanto membenarkan sempat terjadi baku hantam di PT Daehan Global yang berada di Desa Cimohong Kecamatan Bulakamba. Petugas Polsek yang berada di lokasi juga sempat melerai mereka.
“Iya benar, sempat ada kericuhan di PT Daehan Global Bulakamba. Sampai saat ini belum ada laporan terhadap yang dirugikan. Karena petugas kami di lapangan yang melakukan pengamanan terbatas hanya 5 orang, jadi kami juga kewalahan,” ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (23/11/2021).
Terkait postingan yang viral di media sosial, lanjut dia, belum bisa dipastikan yang terlibat kericuhan antar buruh atau preman bayaran seperti yang viral di media sosial. “Kalo memang merasa dirugikan tinggal laporkan saja ke Polisi, kami juga belum bisa melakukan pemeriksaan karena belum adanya laporan,” tandasnya. (Gust)