BREBES, Harianbrebes.com – Kedekatan TNI dengan masyarakat dalam menjaga wilayah teritorial tetap aman dan kondusif, serta mencerminkan kepedulian kepada masyarakat dibuktikan oleh salah satu Babinsa Koramil 01 Brebes Kodim 0713 Brebes.
Babinsa yang satu ini, hadir melayani masyarakat hampir setiap banjir Rob melanda wilayah desa binaannya, yaitu Desa Randusanga Kulon dan Desa Randusanga Wetan, Kecamatan/ Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Banyak sikap kepeduliannya yang terlihat di tengah aktivitas warga yang terdampak rob di wilayah pesisir pantai utara itu. Dimana, selain pemukiman, jalan menuju obyek wisata Pantai Randusanga Indah juga sudah terbiasa terendam air rob sehingga berakibat melumpuhkan perekonomian warga di sektor pariwisata.
Baca Juga: Sering Dilanda Banjir Rob, Warga Tuding Banyak Pejabat Brebes Tidur Nyenyak
Saat genangan air di wilayah itu setinggi 30-50 centimeter, Babinsa ini tidak segan-segan untuk terjun mendampingi dan membantu warga yang terdampak banjir rob.
Ialah Sertu Sulis Kurniawan yang merupakan Babinsa Koramil 01 Brebes Kodim 0713 Brebes. Ia adalah sosok yang sangat dekat dengan masyarakat di dua desa binaannya saat ini.
Ia juga adalah Babinsa yang terus menjalin sinergi dengan Bhabinkamtibmas, perangkat desa, serta dengan masyarakat di dua desa tersebut.
Sikap kepeduliannya kepada masyarakat binaan menjadikannya sebagai sosok yang komplit sebagai Babinsa.
Sebagai Babinsa, ia sering terlihat dalam aksi penanggulangan bencana, menggerakkan organisasi di masyarakat, serta mensukseskan penanggulangan pandemi covid-19 bersama unsur terkait lainnya di dua desa tersebut.
Sebagai bukti, dirinya pernah dua kali menjadi Babinsa terbaik/teladan di jajaran Kodim Brebes pada tahun 2016 dan 2017, dimana penghargaan itu diberikan langsung oleh Pangdam IV Diponegoro yang kala itu dijabat oleh Mayjen TNI Tatang Sulaiman. Sekarang, purnawirawan TNI AD berpangkat Letnan Jenderal dengan jabatan terakhir sebagai Wakasad (2017—2020).
Penghargaan itu, tentunya berkat penguasaan wilayah teritorial desa binaannya kala itu, Desa/Kecamatan Banjarharjo saat berdinas di Koramil 14 Banjarharjo sejak tahun 2015 sampai 2019.
Sementara, Dandim Brebes, Letkol Armed Mohamad Haikal Sofyan membenarkan, Babinsa yang satu ini memang sangat menguasai 5 kemampuan teritorial.
“Yaitu, Temu Cepat dan Lapor Cepat, Manajemen Teritorial, Penguasaan Wilayah baik geografi maupun demografi, Pembinaan Perlawanan Rakyat, dan kemampuan Komunikasi Sosial (komsos),” lanjutnya, Rabu (1/12/2021).
Pun di dunia pendidikan, saat menjadi Babinsa Banjarharjo ia adalah Pamong Pramuka Saka Wira Kartika, dan juga pembina karang taruna, dekat dengan anggota Linmas, Pemuda Pancasila, serta komunitas motor RX King (Kober) Banjarharjo.
Sertu Sulis, Sosok Babinsa yang dikenal warga desa binaannya.
Di Desa Banjarharjo juga, bapak empat anak ini mengadopsi anak perempuan yatim, Klaudia Sinta Bela (9), anak kelas 3 SD yang bapaknya meninggal dunia dan ibunya hanya bekerja sebagai buruh tani Perhutani. Kini, anak kelima Sertu Sulis ini sudah berumur 13 tahun dan bersekolah di SMPN 1 Brebes.
Selain itu, keluarga besar sersan tersebut juga mengangkat dua orang anak asuh, yakni Safa Ayu Dini (12) SLTPN 1 Brebes, anak seorang tukang rosok asal Kelurahan Gandasuli, dan juga Jihan Affiyah (13) SLTPN 1 Brebes, anak warga kurang mampu dari Desa Wangandalem.
Sementara itu, Sis Dwi Yulianti (34) yang merupakan istri dari Sertu Sulis, sangat mendukung apa yang dilakukan suaminya itu. Ia yakin sekali bahwa Tuhan YME pasti memberikan rezeki yang lebih untuk merawat dan membiayai sekolah anak angkatnya itu, maupun membiayai sekolah kedua anak asuhnya tersebut.
Warga, Anak-anak Pramuka SWK, dan pihak Desa Banjarharjo Merasa Kehilangan.
Kades Banjarharjo, Sutriono, Amd, bersama beberapa kades tetangga juga menggelar acara perpisahan dengan sang Babinsa, yaitu di Rumah Makan Pujasera, Banjarharjo pada awal Januari 2020.
Sutriono menyatakan bahwa acara tersebut sebagai bentuk terima kasih dari Pemdes dan warga Banjarharjo atas dedikasi dan pengabdiannya selama membina Desa Banjarharjo dan sekitarnya.
Pun dengan anak-anak Pramuka Saka Wira Kartika Koramil 14 Banjarharjo, seminggu sebelumnya (31/12), mereka juga melepas kepindahan pamong mereka tersebut ke Makodim Brebes, dengan memberikan cinderamata.
Babinsa Randusanga Wetan dan Desa Randusanga Kulon.
Saat ini Sertu Sulis berdinas di Koramil 01 Brebes sejak tahun 2019-sekarang. Dan membina dua desa, Desa Randusanga Wetan dan Desa Randusanga Kulon.
Di kedua desa ini, dirinya aktif membina karang taruna, termasuk mitra Pokdarwis Obyek Wisata Pantai Randusanga Indah (Parin) Brebes yang terletak di Desa Randusanga Kulon.
Obyek Wisata Pantai Randusanga Indah Langganan Rob.
Babinsa yang satu ini selalu berusaha hadir ke tengah-tengah warga desa binaannya terutama saat banjir rob sedang melanda wilayah pesisir pantai utara di dua desa tersebut.
Tampak tertangkap kamera (30/11/2021), adalah salah satu sikap kepeduliannya saat membantu warga melintasi genangan air dan membantu memasang penghalang agar air rob tidak terlalu deras masuk ke dalam rumah warga, karena saat itu genangan air setinggi 30-50 centimeter dan berdampak di RW. 01 (RT. 01-06) dan RW. 02 (RT. 01-07) Desa Randusanga Kulon, serta RW. 03 (RT. 01) Desa Randusanga Wetan.
Baca Juga: Dampak Abrasi, 3000 Hektar Tambak di Brebes Hilang
Ia juga tak segan-segan membantu mengevakuasi barang-barang perabotan milik warga, termasuk berkoordinasi dengan pihak terkait maupun pihak lainnya guna mendatangkan bantuan kemanusiaan untuk meringankan beban hidup warganya saat rob langganan terjadi.
Harapan Sulis untuk dua Desa binaannya ini, Pemkab Brebes mempercepat pembangunan tanggul penahan ombak atau pemecah gelombang air laut.
Disampaikan Erni (56), salah satu warga Randusanga Kulon yang berjualan di pintu gerbang OW Parin menyebut, Sertu Sulis adalah sosok yang ramah dan ringan tangan membantu warga.
“Waktu banjir saya diberi bantuan dan juga motivasi agar sabar serta terus berusaha demi anak-anak. Terima kasih Pak Babinsa,” ujarnya, Rabu (1/12/2021).
Erni juga berharap agar pemerintah cepat merealisasikan tanggul pemecah ombak sehingga bencana rob tidak berkepanjangan, karena sebagian besar mata pencaharian warga di kedua desa tersebut adalah menjadi petani tambah dan berjualan di obyek wisata tersebut. (Gust)