BREBES, Harianbrebes.com – Institut Harkat Negeri (IHN) mengadakan Diskusi Tentang Pohon dan Perubahan Iklim, Minggu (5/12) di Padepokan Kalisoga, Desa Slatri, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes. Diskusi ini dilaksanakan setelah aksi penanaman pohon sebagai bentuk kepedulian terhadap perubahan iklim yang terjadi di bumi ini.
Kegiatan ini diikuti Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kabupaten Brebes, perwakilan NGO Sepakat Brebes Bermartabat, dan sejumlah Relawan Lingkungan Hidup, Pramuka, Palang Merah Indonesia Brebes, Slank Fans Club, SAR Brebes, SBB Peduli, Kokam Brebes, Aksi Cepat Tanggap ACT, Masyarakat Literasi.
Selaku moderator dalam diskusi tersebut, Azmi A Majid mengatakan, latar belakang kegiatan ini karena adanya perubahan iklim secara global yang dampaknya adalah terganggunya ekosistem, pemanasan global, efek rumah kaca, ancaman terjadinya bencana alam banjir, tanah longsor dan kekeringan.
“Juga mengkampanyekan kesadaran masyarakat untuk menanam pohon, sekaligus mengenalkan, bahwa Desember adalah Bulan Menanam Pohon Nasional yang sebelumnya tanggal 28 November adalan Hari Menanam Pohon Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Ketua Institut Harkat Negeri, Sudirman Said dalam diskusinya menjelaskan, jumlah hutan yang semakin menyusut ditambah dengan produksi emisi yang semakin banyak semakin membuat atmosfer bumi panas dan mempercepat terjadinya perubahan iklim.
“Pemerintah telah mengambil tindakan untuk menanggulangi kerusakan hutan ini dengan mengajak masyarakat Indonesia menanam pohon,” paparnya.
Menurut Sudirman Said, kegiatan menanam pohon sangat berguna untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Dengan tujuan, untuk menanam pohon dan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sehingga dapat menurunkan pemanasan global.
“Dibutuhkan upaya khusus untuk mendorong keterlibatan masyarakat dalam program penanaman pohon yang tengah dicanangkan pemerintah,” tuturnya.
Selain regulasi pemerintah, imbuhnya, upaya penyadaran dan pendidikan lingkungan perlu dilakukan intensif sehingga masyarakat mengerti dan memahami arti pentingnya konservasi lingkungan yang memiliki keuntungan ekonomi bagi masyarakat.
Sudirman Said yang merupakan Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia ini menyatakan prihatin atas musibah Gunung Semeru di Jawa Timur kemarin. Sudirman Said mengaku PMI sudah bergerak cepat kurang dari 6 (enam) jam, cepat tanggap dalam penanganan musibah Gunung Semeru.
Kepala BPBD Brebes, Nuhsy Mansyur menyampaikan, kesiapsiagaan relawan tanggap bencana, melalui koordinasi dengan semua elemen masyarakat sudah dilaksanakan. Selain itu relawan juga membuat pos pos pantauan dan jaga bencana untuk lebih cepat mendapatkan informasi dan penanganan jika bencana terjadi.
“Kejadian musibah baik banjir bandang maupun longsor, tidak lepas dari dampak penggundulan hutan, banjir bandang di Sungai Babakan disebabkan oleh hutan di wilayah hulu yang sudah rusak,” tutupnya. (*/Gust).