TEGAL, Harianbrebes.com- Puluhan Aktivis di Kabupaten Brebes menggelar Rapat Khusus pada tanggal 12 dan 13 Desember 2021, di Grand Dian Hotel Guci, Bojong, Kabupaten Tegal. Hal itu dilakukan, untuk meningkatkan serta memperkuat jalinan silaturahmi dan koordinasi antar Aktivis di Kabupaten Brebes.
Selain itu, untuk membangun kesolidan gerakan dan meningkatkan pola komunikasi yang baik antara Aktivis sebagai manifestasi wujud pengembangan jiwa sosial kemasyarakatan.
Tujuan dari rapat itu, agar para penggiat sosial lebih meningkatkan kwalitas peran aktifnya sesuai dengan fungsi sosial kontrol melalui penggalian sinergi potensi pemikiran, ide dan gagasan yang menuju konsep solutif dan praktis sebagai sumbangsih program pembangunan serta sebagai bahan pertimbangan penentu arah kebijakan pembangunan Kabupaten Brebes.
Saat rapat kerja digelar terlihat cukup khidmat, di awali dengan pemilihan Ketua Sidang Rapat yang di laksanakan secara voting dari seluruh peserta yang hadir.
Selaku Motivator, DR H Muhadi Setia Budi yang juga Direktur utama PT Dedy Jaya Perkasa Group dalam sambutannya mengatakan, pihaknya mendorong para aktivis agar lebih kuat hingga bisa menaklukan dunia. Kuncinya, menurut Muhadi, dalam keadaan bagaimanapun harus bisa berbagi kepada yang membutuhkan secara ikhlas.
“Perjalanan perjuangan hidup saya yang berdarah darah di masa lalu hingga sekarang saya bisa menjadi seperti sekarang ini, tujuan hidup selanjutnya hanyalah Khusnul Khatimah dan Istiqomah. Maka, selama masih hidup ini harus bisa memberi dan berbagi kepada siapapun secara ikhlas. Saya yakin semua yang ada disini juga bisa,” katanya, Senin (12/12) malam.
Muhadi berharap, kelak akan lahir Muhadi Muhadi lain setelahnya. Selain itu, pihaknya juga menilai, para aktivis ini lahir dari kemuliaan hati. Sehingga, Ia merasa bangga dengan adanya aktivis-aktivis di Kabupaten Brebes.
“Saya pribadi bangga dengan adanya para aktivis Brebes. Karena menjadi seorang aktivis itu adalah pekerjaan yang mulia. Sebagai kontrol sosial terhadap jalannya pemerintahan agar tidak terjadi penyelewengan. Ada aktivis saja masih ada pejabat yang menyelewengkan anggaran, apa lagi kalau tidak ada?,” ungkapnya.
“Kalau bisa usahakan agar setiap enam (6) bulan sekali, kita bisa adakan acara seperti ini untuk mempererat silahturahmi. Insya Allah, disini saya akan memberikan fasilitas seperti sebelumnya,” tandasnya.
Sementara, salah seorang aktivis, Azmi Asmuni Majid menambahkan, acara rapat ini ada yang unik, mungkin boleh dikatakan belum pernah ada bagi para aktivis baik di Brebes, regional Jawa Tengah maupun nasional sebelumnya.
“Yang biasanya ada rapat hanya satu atau dua organisasi, tapi dalam acara ini puluhan aktivis dari berbagai lembaga dan organisasi di Brebes ini berkumpul. Utamanya, diskusi bagaimana peran yang akan diambil nanti untuk ikut andil membangun Brebes,” jelasnya.
Azmi menyebut, hal terpenting dari aktivis adalah kemampuan untuk peka terhadap realitas yang terjadi pada masyarakat serta menguatkan niat dan tujuan. Aktivis juga merupakan orang yang senantiasa bergerak dengan ide dan pemikiran yang mengusung kepada perbaikan yang nyata baik secara individu, berkelompok maupun berorganisasi sebagai wadah pergerakan yang mempunyai pedoman yang jelas.
“Menjadi aktivis tidaklah mudah dan berat sekali tantangannya. Aktivis harus siap menjalani tantangan, kritikan bahkan tidak sedikit hujatan. Aktivis itu membawa suara kebenaran yang nyata. Aktivis mempunyai suara kebenaran, oleh karenanya menjadi aktivis haruslah berakhlak mulia, berhati bersih dan mampu menjalin hubungan dengan siapapun,” tutupnya. (Gust)