Tak Mampu Berobat, Warga Miskin di Brebes Ini Akhirnya Dilarikan ke RS

0

BREBES, Harianbrebes.com – Seorang ibu anak tiga di Desa Dukuhturi Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes yang menderita sakit keras akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Neni Triyana (28) dijemput di rumahnya menggunakan mobil ambulan.

Beberapa Pengurus Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana (BKPB) Pemuda Pancasila mendatangi rumah Neni Triyana di Desa Dukuhturi RT 05 RW 03, Kecamatan Ketanggungan, Brebes. Mereka mengupayakan agar Neni Triyana segera mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit.

“Salah satu opsinya, pasien ini dibawa ke Rumah Sakit. Kami sudah menghubungi pihak Rumah Sakit agar bebas biaya,” ungkap Ketua BKPB Pemuda Pancasila Kabupaten Brebes, drg. Adhi Supriadi saat dihubungi, Rabu (19/1).

Setelah mengetahui informasi dari pengurus BKPB Pemuda Pancasila, tim dokter dari RS Dedy Jaya yang didampingi pengurus BKPB Pemuda Pancasila langsung menjemput Neni Triyana dirumahnya. Selain mendorong untuk dirujuk ke Rumah Sakit, Pengurus BKPB Pemuda Pancasila juga menyerahkan donasi, memberikan makanan tambahan, edukasi kesehatan dan pemulihan mental.

“Hal ini, kami lakukan agar Neni Triyana bisa menjalani pengobatan di rumah sakit,” lanjutnya.

Sebelum membawa ke rumah sakit, tim dokter RSDJ juga melakukan pemeriksaan awal terhadap kondisi kesehatan Neni Triyana. Dari hasil pemeriksaan sementara ini, pasien dicurigai mengalami infeksi meningitis pada bagian otaknya. Sedangkan hasil pemeriksaan tensi masih normal.

Kepala Instalasi Gawat Darurat RSDJ Brebes, dr. Aditya Pradana setelah melakukan pemeriksaan sementara di rumah Neni Triyana mengatakan, Neni Triyana dicurigai mengalami infeksi meningitis atau radang selaput pada otaknya. Sedangkan untuk pemeriksaan tensi darah dan gula darah masih normal. Namun harus ada pemeriksaan lebih lengkap dengan foto rontgen.

“Untuk pemeriksaan lebih lengkap akan dilakukan oleh dokter spesialis setelah di rumah sakit, baik spesialis saraf maupun spesialis dalam. Infeksi meningitis ini yang kemungkinan menjadi penyebab pasien selalu mengerang kesakitan di bagian kepala,” kata dr. Aditya.

Neni Triyana sebelum dilarikan ke rumah sakit, juga sempat dikunjungi seseorang yang memberikan bantuan uang tunai dari salah seorang pengusaha muda di Brebes, yaitu Dhani Bagus Purnama. Bantuan uang tunai dari Dhani Bagus Purnama itu diharapkan dapat memenuhi kebutuhan keluarga Neni Triyana selama di rumah sakit.

Sebelumnya, Neni Triyana harus menahan sakit dan hanya berbaring tak berdaya. Sesekali ia meraung menahan rasa sakitnya. Neni Triyana sudah lebih dari dua bulan hanya berbaring tak berdaya di sofa lusuh di ruang tamu rumah orangtuanya. Sebelumnya, Neni Triyana yang sudah beberapa tahun ditinggal minggat suaminya itu kerja di pabrik garmen di Desa Cimohong Kecamatan Bulakamba. Ini semata-mata untuk menghidupi ketiga anaknya yang masih kecil.

Neni, anak bungsu dari Warto (66) dam Taris (60) ini terpaksa mengundurkan diri dari pekerjaannya karena tak kuat menahan rasa sakit di bagian kepalanya. Sedangkan, di kedua kakinya terdapat luka yang mengeluarkan nanah dan darah. Namun saat itu ia masih berusaha tegar tetap bekerja meskipun kakinya tak sanggup untuk berjalan. Saat kepala sering merasakan sakit, ia mundur dari pekerjaannya.

Orangtua Neni Triyana, Warto (66) mengatakan, Neni merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara. Namun empat anak di antaranya telah meninggal dunia. Semenjak sakit lebih dari tiga bulan lalu, Neni belum pernah dilarikan ke rumah sakit karena keterbatasan biaya. Neni hanya diperiksakan ke bidan dan klinik dokter di sekitaran Kecamatan Ketanggungan.

“Kami bersyukur sudah ada orang yang bersedia membantu pengobatan anak saya ke rumah sakit. Sebelumnya anak saya belum pernah ke dokter karena keterbatasan biaya. Maklum, saya sendiri hanya tukang becak yang kadang seharian penuh tidak melayani penumpang. Neni baru diperiksa di klinik saja,” kata Warto ditemui di rumahnya.

Warto yang sudah lanjut usia ini mengungkapkan, dirinya kesulitan mengurus surat keterangan tidak mampu (SKTM) karena tak tahu prosedurnya. Sedangkan kartu jaminan kesehatan seperti KIS atau BPJS pun tak punya. Untuk membawa Neni berobat ke rumah sakit, hingga kini keluarga miskin ini masih kebingungan karena tak ada biaya. (*/Gust)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here