BREBES, Harianbrebes.com- Pedagang pupuk non subsidi dan petani bawang merah di Kabupaten Brebes berharap pemerintah bisa mengkaji ulang kenaikan harga pupuk dipasaran.
Salah satu pedagang pupuk non subsidi, Dani Bagus Purnama (43) mengatakan harga pupuk non subsidi dipasaran sedang mengalami kenaikan. Sebagai pedagang, dirinya mengeluhkan kenaikan itu. Karena, menurutnya, pedagang kebingungan untuk penyesuaian harga yang berubah-rubah.
“Kenaikan harga pupuk ini terjadi sejak akhir tahun 2021 yang lalu, namun per 11 Maret 2022 semakin bertambah kenaikannya. Jadi, kami bingung untuk penyesuaian harga yang berubah-rubah.” ungkap Dani saat ditemui, Jum’at (11/3) di Toko Tani Bhakti, Jalan Raya Klampok, Brebes.
Dani membeberkan, harga pupuk per 11 Maret 2022 ini untuk DO partai besar yakni pupuk ZA China Kristal Rp. 6500/kg, jenis Za China Granural Rp. 7000/kg, UreON Rp. 7000/kg, KCL Tepung Rp. 11500/kg, KCL Granural Rp. 13500/kg,
Sementara, untuk pupuk KNO3 merah Rp 25.000, jenis KNO3 putih prill atau kristal Rp. 29000/kg, dan untuk jenis Cantik Rp. 14.7000 kilogramnya.
Menurutnya, kemungkinan kendalanya pada ekspor dan impor sehingga pasokan pupuk terbatas dan harga semakin tak terkendali.
“Disisi lain kita mempertimbangkan petani yang menginginkan membeli pupuk dengan harga yang terjangkau,” jelasnya.
Kabar kenaikan harga pupuk dipasaran berdampak sekali kepada petani bawang merah di Kabupaten Brebes.
Salah satu petani bawang merah, Siswoyo (47) warga Desa Sisalam Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes mengaku kaget dengan kabar adanya kenaikan harga pupuk dipasaran. Karena, lanjutnya, belum lama naik dari harga pupuk Rp. 10 ribu per kilogramnya, dan pada akhir tahun lalu naik menjadi Rp. 12 ribu per kilogramnya.
“Akhir tahun kemarin harga pupuk sudah naik, ini katanya naik lagi,” ucapnya.
Dia menyebutkan, kenaikan harga pupuk akan membuat petani bertambah susah. Apalagi, saat panen tiba harga bawang merah dipasaran murah.
“Ngenes, karena harga pupuk mahal namun harga bawang merah murah. Untuk beli pupuk subsidi sulit mencari dipasaran, sedang pupuk non subsidi ada tapi harganya mahal,” keluhnya.
Siswoyo menilai, jika pemerintah menaikkan harga pupuk, maka seharusnya diimbangi harga bawang merah yang juga ikut naik sehingga petani tidak merugi.
“Harusnya kenaikan pupuk itu diimbangi dengan naiknya harga bawang merah. Ongkos produksi bawang merah saat ini mahal, kalau harga pupuk mahal tentu kami tidak bisa menutupi modal kami,” pungkasnya. (*/Gust)