BREBES, Harianbrebes.com- Atap teras bangunan museum manusia purba yang dibangun Pemkab Brebes di Desa Galuhtimur, Kecamatan Tonjong, ambruk. Padahal bangunan senilai Rp 572,405 juta tersebut, baru dibangun dan belum sempat diresmikan.
”Iya, bagian atap teras ambruk. Kejadiannya sehari setelah lebaran,” kata Sekretaris Desa Galuhtimur, Muhajir membenarkan ambruknya bangunan gedung museum tersebut, dikutip dari SMpantura.com, Kamis (12/5).
Muhajir menyebut, sempat terjadi hujan sebelum teras atap bangunan itu ambruk. Kejadian tersebut, menurutnya, sudah dilaporkan ke Dinas Pariwisata Kabupaten Brebes.
”Beberapa hari sampai malam takbiran (hari Raya Idul Fitri) hujan,” katanya.
Diketahui, pembangunan museum purba pada 2021 itu menelan anggaran Rp 572,405 juta. Museum ini dibangun menyusul penemuan fosil manusia purba (homo erectus bumiayuensis) berumur 1,8 juta tahun di Situs Bumiayu. Bahkan, ada ribuan fosil hewan purba yang lebih dulu ditemukan. Areal situs Bumiayu sendiri meliputi wilayah Bumiayu, Tonjong dan sebagian Bantarkawung.
”Museum ini untuk menyimpan fosil dan benda purbakala yang ditemukan di Situs Bumiayu,” katanya.
Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Brebes, Roriq Qoidul Adzam saat dikonfirmasi wartawan menjelaskan, pihaknya meminta rekanan pembangunan Museum Manusia Purbakala di Desa Galuhtimur, Kecamatan Tonjong, bertanggungjawab atas ambruknya atap teras bangunan tersebut. Pasalnya, proyek senilai Rp 752 juta di tahun 2021 itu, masih dalam masa pemeliharaan, dan menjadi tanggung jawab rekanan.
“Terkait ambruknya atap bangunan Museum Manusia Purbakala ini, kami sudah melayangkan surat teguran ke rekanan karena masih masa pemeliharaan. Rekanan harus bertanggung jawab,” jelasnya saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan WhatsApp.
Atas permasalahan itu, pihaknya akan mengundang instansi terkait, di antarannya Konsultan Pengawas, Rekanan Pelaksana, Bagian Pembangunan selaku pengendali, Inspektorat, Bagian ULP, DPKAD dan Tim Teknis Museum. Mereka diundang untuk meminta klarifikasi atas ambruknya atap bangunan tersebut.
“Besok (Jumat-red) kami mengundang semua pihak terkait, untuk meminta klarifikasi atas kejadian ini,” ungkapnya.
Berdasarkan data situs resmi http://lpse.brebeskab.go.id, Pemkab Brebes melelang proyek pembangunan gedung museum dengan pagu anggaran Rp 940.515.000, dengan sumber anggaran APBD tahun 2021. Dalam proses lelang itu diikuti sebanyak 40 peserta, dan selaku pemenang tender CV Sakura Group, dengan nilai penawaran Rp 752.405.600. Namun, pada papan proyek yang dipasang di lokasi proyek tercatat nilai kontraknya hanya Rp 572.405.000.
Rofiq menjelaskan, terkait perbedaan nilai kontrak antara di LPSE dengan papan proyek. Menurutnya, dari hasil klarifikasi kepada rekanan, nilai kontrak yang tercantum dalam papan proyek diakui rekanan salah.
“Yang benar Rp 752 juta, tulisan di papan proyek diakui rekanan salah,” pungkasnya. (*/Gust)