BREBES, Harianbrebes.com- Bocah asal Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Muhammad Fikri hanya bisa berbaring ditempat tidur yang tanpa kasur. Untuk makan, bocah yang kini berusia 12 tahun ini hanya bisa disuapin oleh Ibunya, Warsinih.
Awalnya, Fikri mengalami demam tinggi dan sering mengalami kejang saat usianya baru tiga bulan. Kondisinya semakin parah saat usianya menginjak 11 tahun.
Warsinih menuturkan, anaknya ini sering mengalami kejang, dan terjatuh. Sudah beberapa kali, Fikri menjalani pengobatan medis di sejumlah dokter rumah sakit. Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil hingga Fikri diketahui menderita epilepsi.
Kini, kondisi anak bungsu dari tiga saudara ini semakin parah dan tidak bisa berbicara. Bahkan, saat merasakan kesakitan, ia hanya bisa mengerang dan tak bisa menangis.
Warsinih menuturkan, suaminya, Tori hanya seorang nelayan dengan penghasilan tak menentu. Meski demikian, ia terus berupaya untuk anaknya bisa sembuh, dan bisa bermain bersama teman sebayanya seperti sedia kala.
Warsinih mengaku, selama menjalani pengobatan di rumah sakit yang ada di Brebes, Fikri menggunakan kartu jaminan kesehatan dari pemerintah. Kemudian, lantaran keterbatasan biaya, sejak setahun lalu ia hanya bisa merawat Fikri di rumahnya.
“Saat itu dokter rumah sakit di sini menyarankan agar dirujuk ke RSUP Kariadi Semarang, namun karena kami tidak memiliki biaya untuk operasional atau untuk kebutuhan di sana. Jadi, selama ini anak saya hanya dirawat dirumah,” lanjut dia.
Dia menyebut, saat itu dokternya menyarankan untuk Fikri segera dirujuk ke RSUP Kariadi Semarang. Namun, hingga kini saran dokter itu belum ia lakukan lantaran tak memiliki biaya untuk memenuhi kebutuhan selama menjalani pengobatan.
“Harapannya, ada donatur yang bisa membantu untuk kesembuhan anak kami,” pungkasnya. (Gust)