BREBES, Harianbrebes.com- Dalam memperingati Hari Lahir Fatayat NU ke- 72, Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menggelar berbagai kegiatan dari mulai senam sehat hingga lomba Yel-yel tingkat Kabupaten.
Sekitar 10 ribu orang yang didominasi kaum perempuan mengikuti senam sehat di halaman Islamic Center, Kelurahan Pasarbatang, Kecamatan/Kabupaten Brebes. Selain itu, ada 17 kelompok peserta dari perwakilan Pengurus Anak Cabang (PAC) Fatayat NU se-Kabupaten Brebes mengikuti lomba Yel-yel secara bergiliran dan penuh dengan semangat kegembiraan.
Seluruh kader Fatayat NU yang hadir dalam kegiatan ini, diminta untuk bisa menangkal paham radikalisme di Kabupaten Brebes, terutama dilingkungan keluarganya.
Hadir dalam kegiatan ini, Ketua Fatayat NU Brebes Nur Wahidah, Ketua DPC PKB Brebes Zubad Fahilatah yang menjabat Wakil DPRD Brebes, Ketua Fraksi PKB DPRD Brebes, Musyaffa berserta Anggota Fraksi PKB DPRD Brebes, diantaranya Haryanto, Moch. Iqbal Tanjung, dan Siti Faridah.
Hadir pula, Dewan Pembina Fatayat Pusat Rustini Muhaimin Iskandar, Anggota DPR RI Nadlifah, Bupati Brebes yang diwakili Asisten Sekda Bidang Ekonomi dan Pembangunan Teti Yuliana, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes Inneke Tri Sulistyowati.
Anggota DPR RI, Nadlifah mengatakan, Harlah Fatayat NU ke-72 ini menjadi refleksi bagi kader-kader Fatayat NU untuk bangkit bersama dan berdaya bersama setelah digempur pandemi Covid-19. Menurutnya, itulah mengapa acara ini digelar, yaitu supaya mengisi harlah Fatayat NU ini dengan kegembiraan.
“Bangkit dari pandemi Covid-19 untuk berdaya kembali. Kita harus menaikan imun, mood booster, dan kembali merintis hari depan. Maka, acara ini diisi dengan happy fun,” katanya.
Selain itu, dia meminta semua kader Fatayat NU untuk menjaga dan setia kepada NKRI, salah satunya dengan menolak segala upaya kelompok khilafah yang akan memecah belah persatuan Indonesia. Nadlifah juga menegaskan, segala bentuk upaya yang merongrong NKRI harus ditepis.
“Semua Kader Fatayat NU memiliki kewajiban untuk menolak paham radikalisme di wilayahnya. Mereka akan membentengi satu sama lain dari paham yang merusak itu,” tegasnya.
Menurut Nadlifah, apabila paham radikalisme masuk ke Indonesia itu berbahaya sekali. Karena, lanjutnya, Indonesia dibangun dengan semangat kebinekaan, toleransi, saling menghormati dan tidak asal menghakimi apalagi menghakimi secara sepihak.
“Bhineka Tunggal Ika menjadi semboyan negera kita. Semua berhak menikmati hidup yang baik di NKRI, dengan aman, tentram, damai, saling menghormati dan saling menyayangi,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Fraksi PKB DPRD Brebes, Musyaffa menambahkan, terkait penolakan paham radikalisme oleh masyarakat, pihaknya meminta aparat penegak hukum lebih responsif lagi.
“Sepakat kita tolak paham radikalisme di Kabupaten Brebes. Tapi, kita juga meminta agar pemerintah daerah lebih responsif, terutama pihak kepolisian dan pihak-pihak terkait mengenai perijinan banda hukumnya,” harapnya.
Anggota DPRD Brebes, Moch. Iqbal tanjung menjelaskan, Fatayat NU ini kebanyakan ibu-ibu yang tentunya menjadi benteng terdekat bagi anak-anaknya. Untuk itu, mereka wajib mendakwahkan kepada anaknya agar dilingkungan keluarganya bisa terbebas dari paham radikalisme.
“Jadi, saya berharap ibu-ibu lebih semangat dengan harlah Fatayat NU yang ke 72 ini dan tidak putus asa dalam menangkal paham-paham radikalisme di kabupaten Brebes, terutama dilingkungan keluarganya sendiri,” pungkasnya.