Dua Keluarga Tidur di Emper Rumah yang Sebagian Sudah Ambruk

0

BREBES – Dua keluarga di Desa Kubangpari Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes terpaksa tidur di teras rumah peninggalan orang tuanya yang sebagian ambruk karena lapuk.

Rumah yang bagian tengahnya ambruk pada Minggu 12 Juni 2022 kemarin itu dihuni Akhmad Amin Lutfi (34) bersama isterinya, Dian Awid Saputri (41) dan kakak dari Akhmad Amin Lutfi, yaitu Bahtiar (40). Ketiga orang ini terpaksa tidur di emperan, lantaran bangunan rumah yang berada di RT 01 RW 01 Desa Kubangpari itu sudah dua kali ambruk.

“Sekitar 3 bulan lalu bagian belakang rumah ini ambruk. Karena, lapuk dan kami tidak punya biaya untuk memperbaiki. Kemudian, di hari Minggu kemarin ambruk lagi yang bagian samping tengahnya. Karena takut ambruk seluruhnya, kami terpaksa tidur di sini (teras),” kata Akhmad Amin Lutfi ditemui di rumahnya, Rabu (15/6).

Akhmad Amin mengungkapkan, kondisi rumah yang dihuninya tersebut sudah sangat lapuk. Sejumlah tiang penyangga sudah keropos dimakan usia. Tembok dan kerangka rumahnya pun sangat rapuh. Terlihat sebagian batu bata yang ditumbuhi lumut akibat temboknya yang mengelupas.

Setiap kali turun hujan, banyak atap yang bocor hingga membuat bagian dalam rumah selalu kebanjiran. Bahkan, air mengalir deras dari atap ke lantai rumah.

Saat ini ditemui, Ahmad Amin bersama sejumlah orang yang merupakan tetangganya tengah menutup atap rumah itu menggunakan plastik terpal. Sedangkan, tembok dan atap rumah yang ambruk itu dibiarkan karena tak ada biaya untuk memperbaiki.

“Selama ini, kami tidur di teras depan. Tadi malam juga kami juga tidur di sini (teras rumah), kakak saya tidurnya dikursi, duduk dikursi kecil ini. Kalau hujan ya di luar, karena takut teras ini juga ambruk,” ungkapnya.

Puing-puing rumah tua yang ambruk disingkirkan, dan material keropos yang sekiranya masih bisa dimanfaatkan tengah mereka kumpulkan. Sebagai supir mobil angkut di toko mebel, ia tak memiliki cukup uang memperbaiki rumah warisan orangtuanya.

“Kami terpaksa tidur di luar dengan alas tikar. Kami tidak berani tidur di dalam karena takut ambruk lagi. Jadi sudah empat hari ini kami tidur di teras,” ungkap dia.

Akhmad Amin pun mengungkap kronologi ambruknya bangunan rumah warisan orangtuanya. Menurutnya, pada Sabtu malam (11/6) lalu, terjadi hujan lebat. Keesokan harinya sekitar pukul 10.00 pagi, saat sang isteri hendak memasak. Namun tiba-tiba sang isteri mendengar adanya kayu atap akan roboh. Ia pun keluar untuk menyelamatkan diri.

“Malamnya kan hujan, terus paginya isteri mau masak. Tapi, Istri mendengar suara seperti ada kayu patah. Akhirnya, istri saya lari keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Rumah ini ambruk lagi. Sejak itu, kami memutuskan untuk tidur di teras ini,” tutur dia.

Akhmad Amin mengaku, keluarganya sudah mengajukan bantuan rumah tidak layak huni (RTLH) kepada pemerintah desa sejak setahun lalu. Namun hingga kini ia belum tercatat sebagai penerima bantuan RTLH, sampai akhirnya rumah yang dihuninya ambruk dan tak bisa ditinggali. Ia pun berharap ada pihak yang bisa membantunya.

“Sudah diajukan setahun lalu tapi belum terdaftar sebagai penerima bantuan sampai akhirnya rumah ambruk,” ungkap dia.

Sementara itu, Sekretaris Desa Kubangpari, Suntoro mengaku, pasca rumah Akhmad Amin Lutfi ambruk,
pihaknya sudah melakukan pengecekan. Menurutnya, dari 15 unit RTLH yang ada didesanya, ada 3 yang rusak parah termasuk rumah yang ambruk ini.

“Kemarin, dari Dinsos Brebes sudah ngasih banyuan. Kemudian, hari ini dari Dinperwaskim juga sudah ke sini untuk melakukan validasi dan verifikasi. Katanya, baru akan bisa diperbaiki bulan Agustus nanti,” kata Suntoro.

Suntoro melanjutkan, selama tahun anggaran 2022 ini, desanya tidak termasuk sebagai penerima atau menjadi sasaran program RTLH dari pemerintah kabupaten hingga pusat. Untuk tahun 2021, pihaknya hanya mengalokasikan program RTLH untuk dua unit rumah yang bersumber dari Dana Desa.

Dia menyebut, RTLH tahun 2021 akan direalisasikan tahun ini dengan anggaran masing masing mendapatkan Rp12 juta dan tidak termasuk rumah yang ambruk tersebut.

“Yang perlu segera diperbaiki ada tiga rumah dan sudah diajukan RTLH. Yang rusak parah 15 rumah. Tapi RTLH Dana Desa realisasi tahun ini hanya dua unit rumah karena komposisi anggaran Dana Desa sudah ditetapkan pemerintah,” pungkasnya. (Gust)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here