BREBES, Harianbrebes.com- Anggota Komisi IX DPR RI, Nur Nadlifah mengatakan, kasus stunting di Kabupaten Brebes masih terbilang tinggi di Jawa Tengah. Namun, tingginya kasus stunting ini, menurutnya, bukan hanya masalah kemiskinan, tapi juga pola hidup keluarga yang tidak sehat khususnya ibu hamil.
“Kasus stunting di Kabupaten Brebes terbilang tinggi di Jawa Tengah. Faktor penyebabnya, bukan hanya kemiskinan. Tapi, juga pola hidup keluarga yang tidak sehat khususnya ibu hamil,” katanya saat menghadiri Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana yang digelar di Desa Pesantunan Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes, Minggu (26/6/22).
Data DP3KB Kabupaten Brebes menyebut, masih ada 49 desa dari beberapa Kecamatan di Kabupaten Brebes yang memiliki kasus stunting lebih dari 20 persen. Bahkan, ada 45 desa diantaranya yang akan dilakukan penanganan dengan cara intervensi sensitif.
Nur Nadlifah mengaku, pihaknya telah mendatangi sejumlah desa di Brebes. Hasilnya, ada anak dari keluarga yang bukan miskin yang mengalami stunting.
“Ada yang rumahnya sudah layak ditempati, rumahnya permanen bagus tapi anaknya stunting. Jadi bukan hanya karena faktor kemiskinan saja, tapi pola hidup sehat juga sangat berpengaruh, termasuk yang dilakukan ibu hamil dalam menjaga asupan gizi calon bayinya,” tegasnya.
Dia menuturkan, bagaimana cara memperlakukan bayi setelah lahir agar tumbuh berkembang dengan baik, kemudian waktu menyusui bayi. “Sang ibu makan-makanan yang bergizi atau tidak, karena ini sangat penting,” imbuhnya.
Dia mengatakan, stunting juga disebabkan karena pernikahan dini. Sebab, perempuan yang masih itu rahimnya belum tumbuh sempurna.
“Bayi itu butuh kalsium tinggi untuk tumbuh berkembang. Menikah dini harus bisa menjaga agar tidak segera melahirkan. Paling tidak setelah umur 20 tahun, organ tubuh perempuan barulah siap untuk melahirkan,” bebernya.
Tidak hanya pada ibu hamil dari pernikahan dini yang beresiko bayinya stunting, menurutnya, Ibu hamil disaat usia tua juga beresiko. Sehingga, dia menyarankan agar jangan sampai hamil diusia lebih dari 40 tahun.
“Seorang ibu yang usianya diatas 40 tahun, kalau hamil itu beresiko stunting juga,” ujarnya.
Nur Nadlifah menjelaskan, stunting pada anak bisa mempengaruhi pertumbuhan fisik, pertumbuhan mental serta pertumbuhan kecerdasan. Bahkan, jika hal itu dibiarkan tanpa adanya penanganan, akan berbahaya bagi masa depan bangsa.
“Kalau anak-anak tidak tumbuh sehat, bagaimana mereka bisa bersaing dengan dunia yang sudah sangat terbuka ini? Karena, stunting akan menyebabkan terlambat dalam pemikiran anak, kecerdasannya termasuk mentalnya. Ingat, anak stunting bisa disembuhkan namun butuh proses, salah satunya dengan banyak konsumsi vitamin, rajin ke dokter, konsumsi obat-obatan serta makan-makanan yang bergizi harus bisa tercukupi,” pungkasnya.
Turut hadir dalam acara tersebut, Direktur Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk BKKBN, Mila Rahmawati dan Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah, Widwiono. (Gust)