BREBES, Harianbrebes.com- Perayaan Hari Idul Adha di Musholla Daarul Ilmi, Desa Kluwut, Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes tergolong unik. Pasalnya ditempat ibadah tersebut, baru pertama kalinya dilaksanakan penyembelihan hewan kurban.
Tak hanya itu, pembagian hewan kurban di Musholla yang baru diresmikan sejak tahun 2019 ini tidak menggunakan plastik kresek melainkan menggunakan wadah yang terbuat dari bambu (besek).

Ketua pengurus Musholla Daarul Ilmi, Budi Sutiono menuturkan, untuk awal pertama kali penyelenggaraan penyembelihan hewan kurban di Musholla yang dipimpinnya itu terdapat 2 ekor sapi dan 5 ekor kambing. Menurutnya, kesadaran masyarakat di sekitar Musholla yang berlokasi tepat di belakang TK Aisyiyah Kluwut terhadap pentingnya berkurban ini sudah sangat baik.
“Ini perdana kita melaksanakan penyembelihan hewan kurban. Dan, ini capaian yang cukup memuaskan, mengingat ini adalah pelaksanaan untuk pertama kalinya. Kesadaran masyarakat sekitar mengenai pentingnya berkurban sudah sangat baik,” katanya.
Ia menuturkan bahwa untuk kali pertama pelaksanaan penyembelihan hewan kurban ini, ia beserta dengan segenap panitia berkomitmen untuk memperhatikan faktor kemaslahatan, kaidah / adab penyembelihan hewan kurban, hingga isu pencemaran lingkungan atau biasa dikenal dengan istilah Environtment Issue atau Go Green.
“Oleh karenanya dalam pengemasan daging kurban yang akan dibagikan kepada para penerima ini menggunakan besek bambu dengan alas berupa daun pisang yang diikat dengan tali goni. Ini juga merupakan salah satu langkah nyata dalam menyajikan atau mendistribusikan daging kurban dengan cara yang Thayyiban,” ungkapnya.
Dia menyebut, maksud dan tujuannya, yaitu untuk mengurangi sampah plastik yang sulit terurai dan beralih kepada media organik yang mudah hancur dan tidak mencemari Lingkungan, imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Penyembelihan Hewan Kurban di Mushola Daarul Ilmi, Nurokhman, menjelaskan, dengan menggunakan media besek bambu itu diharapkan ibadah kurban lebih sempurna. Dimana, lanjutnya, ibadah kurban adalah syariat yang sangat agung, baik makna maupun sejarahnya.
“Maka, sudah selayaknya dalam pelaksanaanya jangan sampai menimbulkan permasalahan seperti sampah ataupun pencemaran lingkungan,” ujarnya.
Selain itu, penggunaan besek bambu juga diharapkan bisa menghidupkan roda usaha para pengrajin bambu. Dia menuturkan, para pengrajin Besek bambu yang mayoritas masyarakat ekonomi bawah akan terkena imbas positif dengan banyaknya pesanan.
“Biarpun terlihat tidak biasa karena ini kali pertama terdapat di desa Kluwut dan sekitarnya, akan tetapi jika dilihat dari sisi estetika, penggunaan besek bambu jauh terlihat lebih bagus. Kemasan daging kurban lebih terlihat berharga dan bernilai dibanding yang menggunakan kantong plastik,” pungkasnya. (Gust)
