Miris! KIS Non Aktif, Balita di Brebes Alami Gizi Buruk

0

BREBES, Harianbrebes.com- Seorang balita dari keluarga miskin di Kabupaten Brebes menderita gizi buruk berat. Mirisnya, keluarga ini tidak mampu membiayai pengobatan anaknya lantaran Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dimiliki dinyatakan non aktif.

Ditemui dirumahnya, wanita bernama Kustiwi (29) tengah menggendong anaknya Anindita Nirmala Salsabila (3). Balita perempuan ini tampak sangat kurus, karena berat badan hanya 6,5 kg untuk anak tiga tahun. Sangkin kurusanya, leher balita ini tidak mampu menopang kepalanya sendiri.

Kustiwi menjelaskan, saat baru lahir anak dalam kondisi normal. Memasuki usia tujuh bulan anak ini mulai menunjukkan gejala gangguan kesehatan.

“Saat baru lahir sih normal, baru pada umur tujuh bulan mulai kelihatan tidak normal. Anaknya tidak aktif, tidak bisa tengkurap dan lehernya mengecil. Sampai sekarang ya masih sama seperti itu, leher kecil, jadi tidak kuat menopang kepalanya sendiri,” ujar Kustiwi, Senin (6/12/2022).

Beberapa kali Kustiwi membawa anaknya berobat, namun tidak pernah ada hasil. Kustiwi mengaku, petugas kesehatan nenyatakan tidak ada penyakit pada anaknya.

Selama menjalani pengobatan, Kustiwi selalu menggunakan biaya sendiri. Kartu Indonesia Sehat yang dimiliki tidak pernah dipakai lantaran tidak aktif.

“Berobatnya pakai uang sendiri, kartu KIS ada tapi kata petugas kesehatan yang jaga dinyatakan tidak aktif. Pas kartu dicek dia (petugas) bilang begitu, sudah tidak aktif,” ungkap wanita ini.

Karena alasan itu lah, Kustiwi kini hanya pasrah terhadap kondisi anaknya. Keluarga ini tidak pernah lagi mengobati anaknya di faskes yang ada karena tidak memiliki biaya.

Meski tergolong miskin, Kustiwi tidak pernah mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah seperti PKH, BPNT dan BST.

“Tidak pernah dapat apa apa. Apa itu PKH, beras atau apa,” lanjut dia.

Anindita Nirmala Salsabila merupakan anak pertama dari Kustiwi dan Risnandi (23). Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, keluarga ini hanya mengandalkan pendapatan dari Risnandi yang bekerja sebagai buruh.

Di Desa Buara, mereka menempati rumah di Rt 10 Rw 2. Rumah yang mereka tempati merupakan rumah orang tua berukuran 5 x 8 meter. Meksi berdinding tembok rumah keluarga ini tidak memiliki fasilitas MCK.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Brebes, Ineke Tri Sulistyowati mengatakan, Kecamatan Ketanggungan memiliki banyak kasus gizi buruk, dimana salah satunya adalah Anindita. Ineke menyebut, ada sekitar 30 anak di Kecamatan Ketanggungan yang menderita gizi buruk.

Terkait Anindita, Ineke akan menugaskan bidan desa, petugas gizi dari puskesmas terdekat untuk mengecek kondisi kesehatan balita tersebut.

“Di Kecamatan Ketanggungan memang banyak kasus gizi buruk, ada sekitar 30 an. Untuk kasusnya Anindita, bidan desa, petugas gizi dan dokter segera untuk cek ke lokasi,” beber Ineke di kantornya.

Bila nanti memang perlu mendapatkan penanganan medis, lanjut Ineke, bisa dirujuk ke rumah sakit dengan biaya dari pemerintah.

“Kami memang ada anggaran untuk gizi buruk, tapi sudah habis pada September kemarin. Untuk itu, pasien bisa dirawat menggunakan SKTM supaya gratis,” tandasnya. (*/Gust)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here