Mahasiswa Alma Ata Yogyakarta Olah Hasil Tani Jadi Snack Kekinian dan Hand Sanitizer

0

BREBES, Harianbrebes.com- Kelompok Mahasiswa Universitas Alma Ata Yogyakarta memanfaatkan bahan alam menjadi tambahan penghasilan dan peluang bisnis. Mereka juga melakukan serangkaian kegiatan untuk mempromosikan produk hasil memanfaatkan bahan alam yang ada di Kelurahan Pasarbatang, Kecamatan/ Kabupaten Brebes.

Sejumlah mahasiswa ini mengolah hasil pertanian petani sekitar menjadi Snack kekinian yang diharapkan bisa memenuhi permintaan pasar hingga ke kota-kota besar.

“Kami mengadakan pelatihan pembuatan snack dari ubi dan hand sanitizer dengan tujuan, untuk meningkatkan nilai jual dari hasil tani. Karena, biasanya hasil tani dari kelurahan Pasarbatang ini dijual tanpa diolah terlebih dahulu,” ungkap Ketua Kelompok Mahasiswa KKN-T Universitas Alma Ata Yogyakarta, Anisa Nur Ummul Wahdah melalui pesan singkat WhatsApp, Sabtu (11/3/2023).

Menurutnya, ubi jalar hasil tani di Brebes mempunyai potensi yang cukup menjanjikan namun belum dikembangkan dan dimanfaatkan dengan optimal dalam keanekaragaman produk olahan pangan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, mereka melakukan pelatihan pengolahan ubi jalar dan sosialisasi tentang digital marketing.

“Ubi jalar diolah menjadi stick ubi dalam kemasan yang memiliki nilai jual lebih dari ubi jalar yang belum diolah. Kami menerapkan secara langsung ilmu yang telah di dapat selama di perkuliahan,” lanjutnya.

Selain itu, mereka juga mensosialisasikan pembuatan stik ubi dan hand sanitizer kepada masyarakat dilingkungan RW 01 Kelurahan Pasarbatang pada Senin, 6 Maret 2023. Sosialisasi yang diberikan berupa inovasi, manfaat dan tujuan inovasi dan contoh inovasi. Setelah melakukan sosialisasi dan pelatihan, mereka melanjutkan dengan implementasi inovasi dalam pembuatan produk.

“Materi sosialisasi berisi cara pembuatan hand sanitizer dari campuran daun sirih dan jeruk nipis, serta manfaat dan keutamaan hand sanitizer berbahan alami dibandingkan dengan bahan kimia yang beredar di pasaran yang mengandung bahan kimia,” tandasnya.

Sementara itu, salah satu mahasiswa, Puput Siti Khaerani menambahkan, hand sanitizer daun sirih lebih mudah dan murah untuk diproduksi, serta memiliki kandungan antiseptik yang manfaatnya tidak kalah dari yang berbahan kimia. Bahan-bahan alami seperti daun sirih dan jeruk nipis yang digunakan membuat hand sanitizer tersebut lebih aman juga nyaman karena tidak akan menyebabkan iritasi atau alergi pada kulit.

“Masyarakat di Pasarbatang terlihat antusias dengan sosialisasi pembuatan hand sanitizer daun sirih dan stick ubi. Dalam sesi diskusi pembahasan hand sanitizer daun sirih dan stick ubi berlangsung, kami melontarkan berbagai pertanyaan kepada peserta,” tambahnya.

Dia membeberkan, peserta sosialisasi mengaku cukup tertarik dengan hand sanitizer yang terbuat dari daun sirih dan jeruk nipis serta stick ubi. Tak hanya itu, mereka juga tampak termotivasi untuk langsung mempraktikkan sendiri cara pembuatannya di rumah.

“Kegiatan ini dapat dipahami oleh masyarakat sekitar karena metode pembuatannya sudah cukup lumrah untuk dilakukan, sehingga tidak ada kendala pada saat proses pelatihan dilaksanakan,” bebernya.

Puput berharap, inovasi produk olahan ubi berupa stick dan hand sanitizer ini dapat mengangkat  perekonomian pelaku usaha, serta dapat mendorong kreativitas masyarakat agar dapat terus mengembangkan produk dan menciptakan produk – produk baru yang menarik.

“Dari program kerja ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan edukasi tentang manfaat inovasi produk olahan. Dengan demikian dengan adanya inovasi produk tersebut diharapkan dapat meningkatkan penghasilan masyarakat,” pungkasnya. (Gust).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here