Bahagia Tanpa Jeda
Oleh : Dr. Didi Junaedi, M. A.
(Dosen Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati Cirebon)
Syukur tak terperi kepada Yang Maha Memberi, Allah Rabbul ‘Izzati. Shalawat dan salam kepada Khairul Anam, Manusia terbaik nan mulia sepanjang zaman, Muhammad Saw.
Sahabat yang berbahagia…
Jika kita ditanya tentang apa yang kita cari dalam hidup ini? Maka, jawaban yang pasti diamini oleh semuanya adalah : Kebahagiaan.
Ya, kebahagiaan adalah tujuan hidup kita semua di dunia ini, lebih-lebih di akhirat nanti. Karenanya, setiap bakda salat, sebuah untaian doa yang selalu kita panjatkan adalah doa yang disebut dengan “Sapu Jagat”. Rabbana atina fi al-dunya hasanah wa fi al-akhirati hasanah waqina ‘adzaba al-nar. Wahai Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan (kebahagiaan, keberkahan) di dunia dan kebaikan (kebahagiaan, keberkahan) di akhirat, dan jagalah kami dari siksa neraka.
Pertanyaannya kemudian, bagaimanakah agar kita dapat meraih kebahagiaan di dunia ini, juga di akhirat nanti?
Dari penelusuran terhadap sejumlah ayat al-Qur’an, didapati tiga syarat utama yang harus dipenuhi agar kita dapat meraih kebahagiaan: Pertama, relasi intrapersonal, yaitu hubungan seseorang dengan dirinya sendiri; Kedua, relasi interpersonal, yaitu hubungan seseorang dengan orang lain atau sesama; dan Ketiga, relasi spiritual, yaitu hubungan seseorang dengan Tuhan.
Dalam relasi intrapersonal, yaitu hubungan seseorang dengan dirinya sendiri, ada dua hal yang harus dipenuhi, yaitu: sabar dan syukur. Sabar baik dalam menghadapi ujian kesempitan hidup, juga kelapangan hidup. Syukur pun demikian, baik dalam kondisi lapang maupun sempit.
Adapun dalam relasi interpersonal, yaitu hubungan seseorang dengan orang lain atau sesama, ada tiga hal yang harus dipenuhi, yaitu : mencintai, memberi, dan memaafkan. Mencintai akan melahirkan kasih sayang, memberi akan memupuk sikap empati, memaafkan akan menghadirkan ketenangan dan kedamaian.
Dalam sebuah sabdanya, Rasulullah Saw pernah menegaskan bahwa salah satu amal yang paling utama adalah Idkhalussurur fi qalbil mukmin. Memasukkan rasa bahagia ke dalam hati orang mukmin (sesama).
Dalam sebuah ungkapan disebutkan bahwa as’adunnasi, orang yang paling bahagia adalah man as’adannasa, yaitu orang yang mampu membahagiakan atau menghadirkan kebahagiaan bagi orang lain.
Relasi terakhir yang harus dijalin agar seseorang meraih kebahagiaan adalah relasi spiritual, yaitu hubungan seseorang dengan Tuhan. Ada satu hal yang harus dipenuhi, yaitu : tawakkal. Tawakkal dalam arti yang luas adalah menyandarkan segala urusan kepada Allah Swt., setelah sebelumnya diawali dengan ikhtiar maksimal.
Ketiga relasi tersebut, jika ada dalam diri setiap manusia, maka ia akan dapat meraih kebahagiaan hakiki nan sejati, kebahagiaan yang sesungguhnya, tanpa jeda.
- Ruang Inspirasi, Rabu, 18 Oktober 2023.