BREBES – Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Brebes bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3KB) Brebes melakukan penyuluhan hukum di tempat pekerja perempuan.
Hal itu dilakukan, karena kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Brebes hingga saat ini masih tinggi. Pemkab Brebes pun terus berupaya menekan angka kekerasan tersebut.
Sekretaris DP3KB Brebes, Rini Pujiastuti mengatakan, data kekerasan terhadap perempuan dan anak grafiknya naik turun. Namun demikian, jumlah korban kasus kekerasan selalu di atas angka 50 orang.
Untuk Tahun 2021 kekerasan terhadap perempuan dan anak mencapai 86 orang, dan tahun 2022 jumlahnya turun menjadi 71 orang. Serta tahun 2023 sampai Oktober ini mencapai 54 orang.
“Kami melakukan upaya penyuluhan hukum mulai dari soal ketahanan keluarga hingga pencegahan kekerasan di tempat kerja. Khususnya pekerja perempuan,” kata Rini Pujiastuti saat dikonfirmasi, Minggu, 22 Oktober 2023.
“Kami melakukan upaya pencegahan ini di PT Bintang Indokarya Gemilang (BIG),” lanjut dia.
Rini melanjutkan, dalam penyuluhan ini, pihak perusahaan mendukung upaya pencegahan kekerasan di tempat kerja. Para pekerja perempuan antusias mengikuti penyuluhan ini di sela-sela mereka bekerja.
Rini merinci, tahun 2021, korban kekerasan sebanyak 86 orang yang terdiri dari kekerasan fisik 14 orang, psikis 6 orang, dan penelantaran 9 orang.
Tahun 2022 korban kekerasan sebanyak 71 orang yang terdiri dari kekerasan fisik 15 orang, kekerasan psikis 10 orang, kekerasan seksual 42 orang, penelantaran 1 orang dan trafficking 2 orang.
Selanjutnya, tahun 2023, korban kekerasan sebanyak 57 orang yang terdiri dari kekerasan fisik 6 orang dan kekerasan seksual 34 orang.
“Jumlah korban kekerasan perempuan dan anak memang masih tinggi. Kami melakukan berbagai upaya pencegahan seperti yang dilakukan saat ini, yaitu melakukan upaya pencegahan di tempat kerja perempuan,” tandasnya.
Ketua Apindo Brebes Edy Suryono menyebut, kekerasan terhadap perempuan sudah pernah terjadi di salah satu pabrik di Kabupaten Brebes. Namun ia tak menyebut kekerasan apa yang menimpa pekerja perempuan tersebut, apakah kekerasan fisik atau kekerasan seksual.
“Dulu pernah terjadi di salah satu pabrik di Brebes. Jadi kami sangat mendukung upaya DP3KB Brebes untuk bersama-sama melakukan pencegahan kekerasan di tempat kerja,” ungkap Edy saat dikonfirmasi. (Gust)