Oleh: Dr. Didi Junaedi, M. A.
(Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon)
Cobalah sesekali kita perhatikan status-status yang kita posting di akun media sosial (medsos) kita. Mana yang lebih mendominasi. Apakah status bernada negatif seperti keluhan, kegalauan, kesedihan, kekecewaan, ujaran kebencian, tulisan provokatif ataukah status yang bernada positif seperti motivasi hidup, kalimat-kalimat penuh semangat yang menggugah?
Jika status yang kita posting di akun medsos kita lebih berisi hal negatif seperti keluhan, kekecewaan, kegalauan, ujaran kebencian dan hal-hal negatif lainnya, berhati-hatilah, karena hidup kita tidak akan beranjak dari hal-hal negatif seperti yang kita tulis di status-status kita itu.
Sebalik keadaan, jika postingan di akun medsos kita lebih banyak berisi hal-hal positif seperti kalimat motivasi yang menyemangati diri, ungkapan-ungkapan penuh hikmah yang menggugah, berbahagialah, karena kemungkinan besar hidup kita akan dipenuhi oleh-hal-hal positif. Ini serius!
“You are what you write.” Kamu adalah apa yang kamu tulis. Karena tulisan adalah ungkapan pikiran dan perasaan. Layaknya teko yang akan mengalirkan air yang ada di dalamnya, maka tulisan kita adalah wujud dari apa yang ada di dalam diri kita.
Kita semua mafhum bahwa bermula dari memilih kata, berlanjut dengan menentukan sikap, kemudian menjadi sebuah kebiasaan (habit). Ya, begitulah hidup kita. Kata yang kita pilih akan menentukan sikap kita. Sikap yang kita pilih akan menentukan kebiasaan kita. Kebiasaan yang kita lakukan akan menjadi karakter atau kepribadian kita.
Dari sini bisa disimpulkan, bahwa memilih kata, baik yang akan diungkapkan melalui lisan ataupun tulisan, akan sangat memengaruhi kehidupan kita selanjutnya.
Seseorang yang selalu hati-hati dalam memilih kata untuk diungkapkan, disampaikan kepada orang lain ketika berbicara atau menulis, kemungkinan besar hidupnya lebih tertata, sikap dan perilakunya lebih baik, dan kepribadiannya lebih santun.
Mengapa demikian? Ya, karena seseorang itu tergantung kebiasaan yang dilakukannya. Jika untuk berbicara atau menulis saja dia hati-hati memilih kata, maka untuk hal lain yang lebih besar tentu dia juga akan lebih hati-hati lagi.
Hemat penulis, memilih kata yang tepat di saat yang tepat, menunjukkan kedewasaan berpikir seseorang. Ada sebuah ungkapan dalam bahasa Arab yang menyatakan, “Likulli maqaamin maqaalun wa likulli maqaalin maqaamun”. Di setiap tempat ada ungkapan yang tepat. Dan setiap ungkapan ada tempat yang tepat.
Memilih kata atau ungkapan yang positif dan tepat akan menggugah dan menggerakkan. Sedangkan menggunakan kata yang negatif akan semakin memperpuruk keadaan.
- Ruang Inspirasi, Selasa, 30 Januari 2024.