Oleh: Dr. Didi Junaedi, M. A.
(Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon)
Sebait syair lagu d’Massive yang saya jadikan judul tulisan ini merupakan sebuah cara untuk menyadarkan diri yang mungkin telah lena dan lalai terhadap segala nikmat yang telah dianugerahkan oleh Allah Swt kepada kita semua. Ya, sadar atau tidak, sebagian besar kita lebih sering mengeluh ketimbang bersyukur atas apa yang telah kita peroleh dan dapatkan selama ini.
Memang, sudah menjadi tabiat manusia, selalu ingin mendapat lebih dari apa yang telah diperolehnya saat ini. Sampai-sampai, kalau bisa semua keinginannya dapat terpenuhi. Itulah manusia. Sosok makhluk dengan kemampuan yang sangat terbatas, tetapi memiliki keinginan yang tak terbatas, bahkan tidak jarang keinginannya jauh melampaui batas kemampuannya. Kalau demikian kenyataannya, maka terasa jauh sekali rasa syukur itu dari sosok manusia. Padahal, hanya dengan rasa syukur, menerima kenyataan yang ada, seseorang akan menjalani hidup ini dengan tenang.
Lebih jauh, syukur atas karunia yang telah dianugerahkan oleh-Nya kepada kita, akan membuat kita percaya diri alias pede. Dengan menerima dan mensyukuri apa yang ada, kita akan menjadi sosok manusia yang selalu tampil pede, di mana pun kita berada. Karena kita yakin, apa yang diberikan oleh Allah adalah yang terbaik buat hamba-Nya. Setiap manusia diberi kelebihan dan kekurangan. Kelebihan merupakan potensi yang menunjukkan siapa kita sebenarnya. Sedangkan kelemahan adalah suatu kondisi dimana seseorang harus mengakui batas kemampuannya. Kelebihan tidak untuk disombongkan, sedang kekurangan tidak untuk ditangisi.
Menerima kelebihan dengan rendah hati dan kekurangan dengan lapang dada adalah kunci hidup bahagia. So…syukuri apa yang ada…hidup adalah anugerah….
- Ruang Inspirasi, Kamis, 1 Februari 2024.