Olahraga Terunik di Dunia Ditemukan di Wonosobo

6
Para guru sedang beradu balap gapyak yang digelar dilapangan Welahan, Kecamatan Watumalang, Kamis (26/11/2015).

Wonosobo, Harian Jateng –  Olahraga terunik di dunia ditemukan di Wonosobo, Jawa Tengah. Olahraga tersebut adalah balap gapyap yang digelar dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun PGRI dan Hari Guru Nasional 2015 di lapangan Welahan, Wonosobo, Kamis (26/11/2015).

Dalam lomba itu, ratusan guru terlalu tangguh dalam memainkan balap gapyak dalam adu kemampuan diperlombaan tradisional tersebut. Pantauan di lapangan, sebagian regu yang diwakili oleh guru-guru cantik tak tertandingi. Akan tetapi, ada juga yang belum melangkah sudah terjatuh.

Di sisi lain, ada juga regu lainnya harus jatuh bangun karena tak mampu menyamakan langkah mereka diatas gapyak. Kemudian sebaliknya, regu dari ranting lain ada yang tak kesulitan melaju karena bisa berjalan mulus hingga garis akhir dan memenangkan pertandingan.

Tidak hanya lomba balap gapyak, perayaan HUT PGRI juga dimeriahkan  beragam lomba tradisional lainnnya seperti balap karung dan tarik tambang hingga lomba tumpeng unik. Suka cita HUT PGRI semakin lengkap karena mereka diberikan penghargaan berupa piala.

Kepada Harian Jateng, Bianto salah satu guru yang ikut dalam perlombaan merasa senang bisa ikut memeriahkan HUT PGRI. Pasalnya, ada kesan tersendiri ketika bisa ikut lomba gapyak.

“Kami sempat terjatuh, karena langkahnya tidak sama. Tetapi, bisa mengalahkan lainnya, karena lainnya terjatuh dipertengahan,” ujarnya di sela-sela kegiatan, Kamis (26/11/2015).

Untuk bisa menang lomba balap gapyak, kuncinya adalah kompak. Pasalnya, jika satu regu tidak mengikuti instruksi di depannya, maka sebagian akan terjatuh.

“Kuncinya kompak dan konsentrasi mendengarkan aba-aba,” ungkap dia.

Sementara itu, Ketua PGRI Cabang  Watumalang Wonosobo, Heru Sutomo menjelaskan bahwa pada peringatan HUT PGRI dan HGN lomba olahraga Tradisional yang dilombakan adalah balap karung, balap gapyak, dan tarik tambang.

Lomba beregu putra dan putri. Peralatan disediakan oleh panitia dan peserta tinggal memainkannya.

“Semua lomba tersebut kami buat yang lebih unik. Karena, tujuannya agar guru kompak dan terhibur. Sebab, dihari ulang tahun ini guru harus merasa terhibur dan menjalin kekompakan,”tandas dia.

Menurut dia, setiap PGRI Ranting se- kecamatan Watumalang wajib untuk membawa tumpeng. Biaya pembuatan Tumpeng mendapat subsidi dari panitia sebesar Rp. 250.000 tiap ranting PGRI setempat.

Tumpeng yang dibawa itu akan dinilai, lanjut dia, penilaiannya dari keunikan dan bentuk tumpengnya. Ada sekitar 8 tumpeng yang diikutkan dalam lomba.

“Setelah dinilai, tumpeng tersebut dimakan secara besama-sama oleh guru,” pungkasnya. (Red-HJ99/Foto: Harian Jateng).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here